Lihat ke Halaman Asli

Journalist From Indonesia🇮🇩

Kerja-Belajar-Liburan🌷

Inspirasi Hidup Perempuan Terpinggirkam dari Pelosok Pulau Terpencil di NTB

Diperbarui: 6 November 2022   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produksi atau pembuatan kain tenun khas bugis, sumber foto:Dokpri

Nusa Tenggara Barat - Citra Maulida -Mengenal Pulau Maringkik, salah satu dari 254 desa dan kelurahan yang ada di wilayah administratif  Kabupaten Lombok Timur(Lotim), Nusa Tenggara Barat(NTB). Disebut desa karna Maringkik ini adalah sebuah gili atau pulau kecil. Berada terpisah dengan daratan Pulau Lombok jaraknya sekitar 10 kilometer menuju daratan atau dibagian timur dari desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak. 

Pulau seluas 11 hektare ini menjadi satu-satunya pulau berpenghuni terpadat dan terpencil di NTB. Mengutif  data dari Badan Pusat Statistik(BPS) Lotim tahun 2021 dan kepala desa Pulau Maringkik, Nusapati menyebut jumlah penduduk 1.989 jiwa.

Warga yang masih menggunakan lampu minyak tanah,  foto:Dokpri

Penduduk yang mendiami Pulau Maringkik itu terdiri dari laki-laki sebanyak 1.006 jiwa dan perempuannya berjumlah 983 jiwa. Sedangkan penduduk 2022 ini tercatat meningkat menjadi sekitar 2.105 jiwa. Data terbaru jumlah penduduk ini sedang tahap pendataan dan validasi sedangkan mata pencaharian laki-laki dipulau tersebut sebagai nelayan dan perempuan menekuni produksi kain tenun yang turun temurun dari nenek moyang terdahulu, produksi dan menjual kain tenun sebagai tambahan kebutuhan belanja dan kebutuhan sehari-hari mereka.

Air yang disalurkan dari laut menggunakan pipa dibawah air,  kondisi air masih kandas

Sebagai pulau yang terpisah dari pulau Lombok, infrastruktur dan tenaga medis kurang lengkap dipulau tersebut dikarenakan belum adanya atensi dari pemerintah daerah setempat bahkan kecukupan air bersih belum terpenuhi, masyarakat mengantre setiap harinya untuk mencukupi kebutuhan memasak, mencuci dan kebutuhan lainnya.

Mengantre air dengan menggunakan bak setiap harinya menjadikan perempuan   tradisional di pulau Maringkik menjadi perempuan yang penuh syukur, menjadi masyarakat ketertinggalan, kurang medis, hanya ada pembantu puskesmas(Pustu), kurang sinyal handphone, mengantre air yang disalurkan dari luar pulau Lombok menggunakan pipa besar bawah air, memasak yang masih menggunakan alat tradisional, lampu tradisional yang menggunakan minyak tanah, wudhu menggunakan teko yang di isi air, hal itu dilakukan untuk menghemat air agar tak boros, karna digunakan juga untuk memasak, mandi, mencuci.

Mengantre untuk mendapatkan air bersih sebagai keperluar sehari-hari

Namun fakta menarik dari masyarakat pelosok pulau ialah jiwa solidaritasnya yang masih kental kehidupan sehari-hari yang penuh inspiratif, tak jarang mengeluh dengan kondisi, gotong-royong yang masih kental di jaga, anak-anak bermain di pantai yang benar-benar menikmati suasa masa kecil dikarenakan jarang masyarakat pulau Maringkik menggunakan gadget. Tradisi yang kental yang masih dijaga, tradisi suku Bugis sesuai suku yang mendiami pulau tersebut, tradisi bahasa, kehidupan bahari, jauh dari kata modern. Namun tetap menjaga kebersamaan.

Senyum puan dari masyarakat tradisional pulau maringkik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline