Lihat ke Halaman Asli

Mutiara Azizah Ulayya Syafii

Universitas Airlangga

Heboh! Bahan Bakar Minyak (BBM) Tahun 2022 Mengalami Kenaikan, Adakah Dampak Positifnya?

Diperbarui: 16 Juni 2022   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedang dihebohkan, menjelang Ramadhan tahun 2022 banyak hal-hal dan kebijakan yang sudah ditetapkan, masyarakat kini seperti sedang diuji. Dimulai dari kelangkaan dan keterbatasan pembelian Minyak Goreng dan Gula, hingga kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dengan jenis Pertamax.

Kini pada Jumat, 1 April 2022 PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Tetapi, kenaikan harga pertamax ini berlaku untuk 16 Provinsi. Namun, kenaikan harga pertamax di tiap provinsi pastinya berbeda-beda. Kenaikan ini ada direntang antara Rp 3.500 per liter hingga Rp 3.550 per liter.

Kenaikan harga BBM dipicu dari harga minyak dunia yang melambung tinggi, sampai mencapai pada atas 100 dolar AS per barel. Hal tersebut yang mendorong harga minyak mentah Indonesia atau ICP per 24 Maret 2022 tercatat berada di angka 114,55 dolar AS per barel, "Menurut keterangan Pertamina yang dikutip dari Detikcom"

Dengan adanya itu, masyarakat harus siap dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Meskipun banyak masyarakat yang tidak setuju dengan adanya kenaikan BBM dan keputusan dari pemerintah itu mengundang banyak pertanyaan dari masyarakat.

Sebagian masyarakat rakyat kecil tidak setuju dan berharap harga BBM tidak dinaikan karena akan memberatkan hidup mereka yang mana tidak hanya BBM saja yang naik tetapi sebagian harga pokok pun ikut naik. Namun, masyarakat golongan menengah ke atas mereka setuju dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah, karena mereka paham betul alasan mengapa pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Di sisi lain, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tidak hanya memiliki dampak negatif saja, tetapi juga memiliki dampak positif yang mana secara keseluruhan dan jangka panjang, kenaikan BBM ini memberikan dampak positif kepada kondisi perekonomian"ujar Rofyanto". Dan secara khusus, defisit neraca perdagangan migas akan berkurang. Hal ini terkait dengan pengurangan defisit anggaran. Melonjaknya harga bahan bakar juga memaksa orang untuk beralih ke transportasi umum, mengurangi kemacetan dan mengurangi udara dan polusi.

Maka dari itu, saya berharap untuk kedepannya kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah akan membawa Negara kita menjadi negara yang maju.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline