"Kamu lagi dengerin apa sih, Dek? Kayak asyik sendiri dari tadi"
"Ini Mbak, lagi dengerin podcast horor, Seru lho, cerita tentang pendakian"
"Nanti kalau malam takut, lho, kalau nonton yang horor-horor"
"Iya sih. Tapi penasaran banget sama ceritanya. Ini soalnya ngeri banget sampai bisa ilang di gunung"
Demikian kiranya percakapan saya dengan adik ketika saya mendapatinya tengah asyik dengan ponselnya. Adik termasuk orang yang penakut kalau berurusan dengan horor-horor, tapi lucunya, tiap akun youtube kesayangannya update cerita, ia tak mau ketinggalan mendengarkan.
Cerita-cerita horor memang punya penggemarnya tersendiri. Meski demikian, saya selalu heran. Kok bisa gitu lho, orang takut, namun kecanduan nonton film, drama, atau podcast sampai berlarut-larut.
Ketika kecil, sebenarnya saya juga penakut. Setiap malam, saat hendak ke toilet, pasti meminta bantuan kakak atau adik agar menemani.
Tapi lucunya, saya tidak pernah kapok dan sangat menantikan acara berbau horor di TV atau mendengar orang bercerita soal hantu, termasuk saat almarhumah simbah saya berbagi cerita.
Masih ingat, dua kisah legend simbah sewaktu masih kecil, mengenai kuda tanpa kepala dan bocil-bocil bergelantungan di pohon beringin pada tengah malam, kurang lebih begini ceritanya,
Simbah saya dulu sering membantu bapaknya berdagang daging kerbau. Usia beliau sekitar 14 tahun. Setiap hari, pukul 3 pagi, beliau terbiasa naik turun gunung menuju pasar.