"Jangan tangkap ibu dan ayahku, Pak. Jika mereka mati, kami tak bisa bertahan dalam perairan yang luas ini"
***
Seorang lelaki bertubuh kekar membawa sebuah tas berisi perlengkapan perangnya. Apakah itu senapan atau pistol? Bukan, bukan Ferguso! Perlengkapan perang yang dimaksud adalah pancingan, jala kecil dan pakan ikan.
Lelaki itu bukan hendak berperang melawan VOC atau tentara Jepang. Ia hendak berperang melawan tarikan ikan yang sangat kuat di sungai atau danau. Yup, ia merupakan pemancing ulung.
Suatu waktu, lelaki ini mendapatkan ikan toman besar berwarna kuning kehitaman. Ia kemudian melihat, di antara toman dan air yang bergolak, terdapat gerombolan anak berwarna merah.
Ternyata, si toman sedang mengasuh anak-anaknya. Kasihan, ia kemudian merilis si toman kembali ke sungai. Tak lama kemudian, induk toman tersebut berkumpul kembali bersama gerombolan anak berwarna merah.
Di kamera, pemancing bijak itu berkata
"Guys, kalau kalian menemukan ikan yang masih punya anak. Jangan diambil ya, kasihan, sebagai pemancing, kita harus bijak memilah tangkapan kita"
Video itu pun mendapat banyak komentar positif dari netizen, meski ada beberapa diantaranya yang ngeyel, menganggap bahwa pada akhirnya, besar atau kecil, ikan akan masuk ke penggorengan juga.
Setiap pemancing memiliki prinsip sendiri dalam hidupnya. Pemancing bijak akan mengambil ikan-ikan dewasa yang tidak sedang hamil atau merawat anak. Mereka sadar bahwa eksistensi ikan sangat bergantung pada keputusan mereka ketika menangkap ikan.