"Nilai kebahagiaan manusia itu memang unik dan tak bisa ditebak. Kadang, hanya dengan melihat larikan sayur yang terpanjang, sebentuk rasa bahagia tercipta"
***
Pagi itu saya kayuh sepeda berwarna biru. Roda sepeda berputar menuju sebuah lapak milik perempuan bernama Bu Rahmat. Ditemani hawa pagi yang begitu segar, saya tersenyum. Bersyukur masih diberi hidup hingga saat ini.
Sesampainya di lapak sayur Bu Rahmat, sudah terlihat sekumpulan ibu tengah memilah sayur dan ikan. Salah satu ibu berdaster biru batik nyeletuk
"Awak e isih kesel, tapi weruh sayuran ayu-ayu ngene iki kok moto lan pikiran dadi seger. Lumayan iki ngurangi awak sik isih kesel" (Badan masih capek, tapi melihat sayuran begitu cantik kayak gini, badan dan mata jadi segar. Lumayan mengurangi badan yang lagi capek)
Para ibu lainnya mengamini kata-kata ibu berdaster biru. Sambil sesekali bercanda dan mengobrol, mereka saling bersosialisasi. Vibes keramahan begitu terasa.
Ternyata, hanya dari lapak sayuran, orang bisa menularkan virus bahagia. Saya yang tak mengenal para ibu itu ikut tersenyum. Kemudian berpikir bahwa healing memang bukan hanya bicara soal wisata.
Terkadang, bagi para ibu rumah tangga, keluar rumah, belanja sayuran di warung dan bertemu dengan orang, bisa jadi tempat melepas penat.
Saya jadi ingat cerita seorang kawan yang beberapa waktu lalu mengalami baby blues. Sebut saja namanya Putri.
Di perkuliahan, Putri termasuk orang yang supel serta pandai bergaul. Dia termasuk aktivis di organisasi tingkat jurusan. Setelah menikah, kehidupan Putri berubah.