"Seandainya Indonesia seperti negara Belanda, jalur sepeda adalah fasilitas yang wajib dibuat untuk kenyamanan para pengguna sepeda, hanya saja Indonesia bukan negara pengguna sepeda sebagai kendaraan sehari-hari"
Ketika berada di Jogja sekitar 5 tahun yang lalu, keberadaan jalur sepeda sangat membantu saya. Terutama di lokasi wisata seperti Maliboro, keberadaan jalur sepeda membuat saya bisa bergerak lebih bebas.
Di kota-kota besar yang punya wisata ramai, keberadaan jalur sepeda begitu penting, sebab, cukup banyak turis menggunakan sepeda untuk berkeliling. Saya pernah melihat para bule memakai sepeda di Malioboro.
Meski begitu, kerap jalur sepeda tak difungsikan semestinya, misal digunakan untuk berdagang atau tempat parkir motor. Kesadaran masyarakat terhadap pengguna sepeda belum tinggi.
Baiklah, itu membahas jalur sepeda di kota Jogja yang notabene lekat dengan wisata dan kota pelajar. Bagaimana dengan Kota Pekalongan, perlukah dibuat jalur sepeda layaknya kota besar?
Di Pekalongan, saya masih menggunakan sepeda untuk lokasi yang bisa dijangkau. Bisa dikatakan bahwa tiap waktu, sepeda adalah kendaraan utama. Meski demikian, saya berpikir bahwa jalur sepeda belum dibutuhkan.
Alasan pertama. Pengguna sepeda di Kota Pekalongan tidaklah sebanyak pengguna motor atau mobil. Bila diamati, jalanan lebih penuh dengan sepeda motor yang mengantri ketimbang sepeda.
Alasan kedua. Pekalongan bukan kota yang padat. Masih banyak space yang bisa dimanfaatkan para pesepeda saat berada di jalanan.
Alasan ketiga. Di Pekalongan gak ada klub-klub sepeda yang biasanya berkeliling tipis menjelajahi area kota tiap week end atau hari libur. Gak ada sama sekali. Padahal, salah satu alasan dibangun jalur, ya karena untuk memfasilitasi pengguna sepeda.
Alasan Keempat. Masih banyak hal urgen yang harus dibenahi di kota batik, terutama soal penanganan banjir rob hingga pembangunan spot ekonomi masyarakat seperti pasar serta lokasi wisata.