Lihat ke Halaman Asli

Nurul Mutiara R A

TERVERIFIKASI

Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Masihkah Ada Jalan Pulang bagi Para Orang Utan?

Diperbarui: 14 Juli 2024   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi-- Seekor orangutan tengah berjemur di tempat rehabilitasi Samboja Lestari yang dikelola Yayasan Borneo Orangutan Survival di Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2019). (KOMPAS/SUCIPTO)

Seandainya kamu orang utan yang merantau, lantas ketika kembali ke kampung halaman, kamu tak bisa menemukan rumahmu, bagaimana perasaanmu?

***

Ketika mudik hari raya datang, tiap orang yang memiliki kampung halaman akan melepas rindu pada orang tua, anak, saudara dan sebagainya. 

Mereka telah menunggu di beranda rumah, sembari menyiapkan kehangatan dalam bentuk sambutan. 

"Nak, akhirnya kamu pulang, mari berkumpul bersama keluarga"

Tapi bagaimana dengan seekor orang utan yang tak memiliki tempat tinggal? Setelah terusir oleh mesin-mesin eskavator, ia sudah tak lagi memiliki rumah untuk ditinggali. 

Tak ada suara bahagia sesama orang utan layaknya manusia menyambut manusia saat mudik. Tak ada lagi makanan-makanan asli hutan yang bisa mereka cari. 

Yang ada, para orang utan menemukan pepohonan ambruk, balok kayu bercecer, deru mesin eskavasi hingga hamparan tanah coklat yang terlihat luas bak lapangan sepak bola. 

Orang utan dan hutan yang rusak (sumber : twitter Amazing Nature) 

Mereka tak bisa apa-apa. Menangis pun tak bisa karena semua rumah-rumah itu telah hancur berantakan. Orang utan tak bisa seperti manusia yang mampu memviralkan keresahan mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline