Lihat ke Halaman Asli

Nurul Mutiara R A

TERVERIFIKASI

Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Selamat Tinggal Rahman, Gajah Sumatera Cerdas nan Berharga bagi Lingkungan

Diperbarui: 20 Januari 2024   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rahman, gajah latih Sumatera yang diduga tewas karena diracun. Sumber gambar: WWF Indonesia

"Sampai kapan gajah-gajah maupun hewan lainnya mati karena keserakahan manusia. Akankah ada keadilan untuk mereka bisa dipertinggi?"

Sempat terkejut dan sedih ketika membaca berita bahwa salah satu gajah latih di BTN TessoNilo mati pada Rabu, 11 Januari 2024 lalu. Gajah Sumatera yang dinamai Rahman ini mati karena diracun. Diketahui, salah satu gadingnya hilang karena dipotong. 

Rahman bukanlah gajah yang nakal atau suka merusak tumbuhan milik petani layaknya gajah-gajah liar. Gajah Rahman telah dilatih sedemikian rupa sehingga ia hanya makan secukupnya bahkan berperan memitigasi konflik antara manusia dan gajah liar. 

Di Pulau Sumatera, konflik antara manusia dan gajah kerap terjadi. Seperti yang diinfokan oleh Mongabay, Aceh menjadi salah satu provinsi yang kerap terjadi konflik antara manusia dan gajah. 

Konflik manusia dengan gajah terjadi akibat keluarnya gajah dari kawasan hutan dan masuk ke dalam pemukiman penduduk sehingga tidak ada keseimbangan kesejahteraan antara manusia dan gajah.

Kondisi ini terus terjadi hingga muncul segenap upaya dari berbagai pihak untuk menengahi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni melalui bantuan gajah latih.

Rahman merupakan salah satu gajah latih yang dimiliki oleh Taman Nasional Tesso Nilo. Sebelumnya, gajah jantan tersebut lahir di kawasan PLTA Koto Panjang, Riau pada tahun 1979 dan merupakan gajah liar.

Pada 1992, Rahman dipindahkan ke Pusat Latihan Gajah Sebanga, Kab. Bengkalis dan menjalani rehabilitasi selama beberapa bulan, ia kemudian dilepasliarkan ke Giam Siak Kecil, Kab. Bengkalis.

Uniknya, Rahman selalu kembali ke Pusat Latihan Gajah Sebanga karena interaksi yang lekat antara ia dan para manusia yang melatihnya. Hal itu disebabkan oleh sifatnya yang ramah dan mudah berinteraksi dengan manusia.

Pada tahun 2004, Rahman dibawa ke Lubuk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan, Riau untuk menjadi anggota Elephant Flying Squad (EFS) Tesso Nilo. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline