Bersedekah itu memurnikan harta dan melebarkan kebajikan. Manusia yang memiliki harta lebih, wajib memberikan sebagian hartanya untuk masyarakat yang membutuhkan. Bagi kaum muslim misalnya, ada kewajiban untuk bersedekah 2,5 persen dari harta yang dipunyai.
Namun, kepada siapakah kita seharusnya bersedekah?
Pertanyaan ini akhir-akhir ini cukup membuat saya berpikir mendalam. Jika hendak bersedekah, mengapa kita harus pilih-pilih?
Ya, ternyata ada beragam alasan, salah satunya bila sedekah yang kita berikan ternyata salah sasaran, bukannya memberikan ke pihak yang membutuhkan tapi justru memberikan ke orang yang sebenarnya mampu secara finansial.
Beberapa waktu lalu, saya membaca sebuah artikel yang mencuat pada takarir instagram. Sebuah ulasan singkat tentang seorang ibu berinisial SL di Kudus yang mengemis di Jepara untuk biaya angsuran mobil.
Ibu SL ini mengatakan, bisa mendapatkan uang sebesar Rp 150.000-Rp 200.000 sehari. Bila beruntung, selama 21 jam ia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 700.000.
Uang yang ia kumpulkan selama mengemis tersebut, sebesar Rp 1500.000 akan disetor untuk pembayaran angsuran mobil yang belum lunas.
Membaca ulasan tersebut, saya kemudian berpikir bahwa bersedekah memang harus memilih. Sebab, saya hanya berharap, sebagian harta yang dipunya bisa tersalur pada mereka yang berhak.
Eh Ra, tapi kalau niat kita untuk Allah dan menyucikan diri, harusnya tak pandang bulu donk! Biar Allah yang nilai kebaikan kita entah itu tepat sasaran atau engga!