Lihat ke Halaman Asli

Nurul Mutiara R A

TERVERIFIKASI

Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Puisi : Kucing Hitam Loreng

Diperbarui: 28 Desember 2021   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucing Kembang Telon (Ilustrasi : Dok.Pri)

Tiga ekor kucing lahir di dunia, membawa suasana haru bagi semesta.

Sang Induk mengeong bahagia sembari memakan sisa-sisa plasenta yang membungkus bayi-bayinya.

Sebulan kemudian, bayi-bayi itu tumbuh besar. Dua berwarna putih dan satu berwarna hitam loreng. 

Mereka berlari ketakutan tiap bertemu manusia. Berkelahi dengan adrenalinnya untuk menjauh dari jiwa-jiwa yang mencekam. 

Hingga.... 

Dua putih harus terambil oleh manusia yang tertarik akan kecantikan bulunya, menyisakan si hitam loreng sendirian. 

Pagi itu, hitam loreng terlihat diam menatap hari. Ia seolah kehilangan beberapa bagian dari hidupnya. Kehilangan dua saudaranya. 

Iba. Beberapa manusia mendekat. Tapi ia masih setia dalam pelariannya. Bersembunyi dalam balutan gamang saluran air. 

Kucing hitam loreng hanya sesekali memunculkan wajahnya. Matanya mulai ganas menerawang tiap sudut, berharap tak ada bahaya yang mengancam.

Kala ia mulai keluar dari peraduannya, kucing hitam loreng akan menggondol makanan kering yang telah kuberi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline