Lihat ke Halaman Asli

Mutiara Margaretha Yaletha

makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

Ulumul Quran: Membangun Dasar Kuat untuk Studi Al-Quran yang Lebih Mendalam

Diperbarui: 17 November 2023   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi diolah melalui canva

Wassap teman-teman! Selamat membaca salah satu tugas kuliah aku dan teman aku yang bernama Atiqah, kita bakal ngebahas topik seru nih, tentang “ulumul quran”. Bukan hanya sekedar bacaan biasa, tapi ada banyak hal keren yang bisa kamu pelajari dari artikel ini. Jadi, pahami baik-baik yaa.

Pengertian Ulumul Quran
Ulumul Quran terdiri dari dua kata yaitu Ulum yang berarti ilmu-ilmu dan al-Qur’an yang merupakan nama dari kitab suci umat Islam. Semua pembahasan yang berkaitan dengan al-Qur’an dapat disebut dengan Ulumul Quran.


Sejarah Perkembangan Ulumul Quran

1. Sebelum Fase Pengumpulan (kodifikasi)
Ketika rasulullah masih hidup, para sahabat dapat bertanya langsung terkait suatu ayat yang tidak dipahami maknanya, sehingga pada saat itu, ulumul quran belum diperlukan. Nabi adalah mufassir awal, akan tetapi penafsiran nabi terhadap ayat-ayat tersebut tidak ditulis secara resmi oleh para sahabat. Penafsiran nabi hanya disampaikan kepada sahabat yang lain dengan periwayatan dari mulut ke mulut. Sebab mengapa penafsiran nabi tidak ditulis para sahabat, yaitu karena adanya larangan dari rasul menulis sesuatu selain al-Qur’an, karena dikhawatirkan perhatian para sahabat menjadi terbagi, tidak sepenuhnya kepada al-Qur’an.

2. Fase Pengumpulan (kodifikasi)
Setelah Rasulullah wafat dan kepemimpinan umat Islam berada di tangan Khulafa al-Rasyidin, mulai muncul adanya ilmu-ilmu al-Qur'an. Khususnya dimulai ketika adanya perintah penulisan al-Qur'an yang dipelopori oleh Utsman bin Affan muncul ilmu rasm al-Qur'an, karena berkaitan dengan tulis-menulis. Seiring berjalannya waktu terus berlangsung sampai ketika tampil Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman. Lalu, Ali menugaskan Abu al-Aswad al-Duali untuk menyusun kaidah-kaidah nahwu.  Perintah Ali inilah yang mengawali semangat untuk mengkodifikasikan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Pengkodifikasian ini semakin berkembang ketika kejayaan Islam berada dibawah pemerintahan Bani Umayyah dan pemerintahan Bani Abbasiyah.

3. Abad kesatu sampai abad kesepuluh Hijriah : Pada abad-abad berikutnya, cendekiawan Islam seperti al-Tabari dan al-Jazari mulai mengembangkan metodologi untuk memahami tafsir (penjelasan) Al-Quran dan ilmu-ilmu terkait lainnya. Mereka juga mengembangkan aturan bacaan Al-Quran. Seiring berjalannya waktu, ilmu-ilmu Al-Quran terus berkembang. Tokoh-tokoh besar seperti al-Ghazali, Ibn Taymiyyah, dan Ibn Kathir memberikan kontribusi besar dalam pemahaman Al-Quran. Mereka mengembangkan tafsir-tafsir penting dan metodologi ilmiah.

4. Era Modern: Pada era modern, ilmu-ilmu Al-Quran terus berkembang dengan studi-studi kritis dan ilmiah tentang teks Al-Quran. Perguruan tinggi dan universitas Islam di seluruh dunia juga memberikan perhatian besar terhadap ilmu-ilmu Al-Quran.

Alasan Mempelajari Ulumul Quran

1. Untuk memahami Al-Quran.
2. Mencegah Kesalahan Interpretasi.
3. Memperkuat Iman.
4. Mengamalkan Ajaran Islam.
5. Berpartisipasi dalam Dakwah.
6. Melibatkan Diri dalam Kajian Keislaman.
7. Membantu Menjaga Integritas Al-Quran.

Hubungan Ulumul Quran dengan Cabang Ilmu Lain

1. Ulumul Quran dengan Ilmu Fikih: Ilmu Fikih adalah studi tentang hukum-hukum Islam yang berdasarkan pada Quran dan Hadis. Fikih memerlukan pemahaman yang mendalam tentang al-Qur’an untuk mengekstrak hukum-hukum Islam. Ayat-ayat al-Qur’an menjadi salah satu sumber utama hukum dalam fikih.

2. Ulumul Quran dengan Ilmu Kalam: Ilmu Kalam adalah cabang filsafat Islam yang mempertimbangkan konsep-konsep teologis dalam Islam. Ilmu ini melibatkan pemahaman konsep konsep kepercayaan dalam Islam dan menggunakan ayat ayat al-Qur’an sebagai dasar untuk merumuskan argumen teologis.

3. Ulumul Quran dengan Ilmu Tasawuf: Ilmu Tasawuf adalah disiplin ilmu yang mengejar pemahaman lebih dalam tentang hubungan antara manusia dan Allah. Ilmu ini juga menggunakan ajaran ajaran al Qur’an sebagai dasar untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang iman dan hubungan dengan Tuhan.

4. Ulumul Quran dengan Ilmu Hadis: Ilmu Hadis adalah studi tentang riwayat dan sanad hadis dalam Islam. Hadis juga berfungsi memberikan penafsiran dan penjabaran lebih konkret terhadap ketentuan dalam al-Qur’an yang hanya mengatur secara garis besarnya saja.

5. Ulumul Quran dengan Ilmu Filsafat: Ilmu Filsafat dalam konteks Islam mencoba untuk merenungkan masalah-masalah filosofis dalam ajaran Islam. Upaya pencarian makna al-Qur’an tersebut adalah kerja dasar dari filsafat itu sendiri. Artinya penafsiran dan filsafat pada dasarnya saling berkaitan, yakni keduanya adalah penggunaan akal manusia.

Dengan demikian, Ulumul Quran merupakan inti yang menghubungkan berbagai cabang ilmu dalam Islam, karena Quran adalah sumber utama bagi semua aspek ajaran Islam. Pemahaman yang komprehensif tentang Ulumul Quran memungkinkan para ulama dan cendekiawan Islam untuk memahami, menginterpretasikan, dan mengembangkan berbagai cabang ilmu lainnya dalam kerangka ajaran Islam yang utuh.

Tugas Pengantar Ulumul Qur'an

Kelompok 1 : Atiqah Zahra dan Mutiara MY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline