Lihat ke Halaman Asli

Mutiara Margaretha Yaletha

makhluk hidup yang menempati sepetak tanah

Menciptakan Suasana Asri di Tengah Polusi

Diperbarui: 4 September 2023   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi diolah melalui canva

Polusi udara merupakan masalah serius yang dihadapi oleh banyak kota besar di Pulau Jawa, termasuk Jabodetabek, kota dengan aktivitas terpadat. Tingkat polusi udara yang tinggi memiliki dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat serta lingkungan secara keseluruhan. 

Polusi udara adalah masalah serius yang telah lama menghantui Negara Tercinta Indonesia, Jakarta. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor, pertumbuhan industri, dan kurangnya kesadaran lingkungan telah berkontribusi pada kualitas udara yang semakin buruk di kota-kota ini. Namun, melalui kesadaran terhadap lingkungan, kita dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam upaya mengurangi polusi di Jabodetabek.

Sebelum melakukan konstribusi untuk mengurangi tingkat polusi, alangkah baiknya kita mengetahui apa saja penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari tingginya tingkat polusi di Jabodetabek.

Penyebab Polusi Udara :

1. Kendaraan Bermotor. Tingginya jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi dapat menjadi salah satu penyebab utama polusi udara. Gas sisa dari kendaraan mengandung zat-zat berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO2).

2. Industri. Seiring berjalannya waktu, Indonesia semakin banyak mendirikan industri yang juga berkontribusi pada polusi udara melalui emisi gas dan partikel berbahaya.

3. Pembakaran Sampah. Kegiatan membakar sampah yang kadang dilakukan oleh sebagian orang juga berkontribusi pada polusi udara, mengeluarkan polutan seperti partikel halus dan zat kimia beracun ke atmosfer.

Sebenarnya setiap individu menghasilkan polusinya masing-masing, hanya saja hal ini terlalu dianggap sepele karena berkaitan dengan rutinitas sehari-hari. Seperti mengendarai kendaraan milik pribadi untuk sampai ke kantor, menghisap beberapa batang rokok yang dianggap sebagai penghilang stress, dan membakar sampah dedaunan karena malas mengubahnya menjadi pupuk kompos. Mungkin sekarang kita harus mengetahui dampak yang ditimbulkan dari polusi yang terus menunjukkan eksistensinya.

Dampak Polusi Udara:

1. Masalah Kesehatan. Polusi udara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma, bronkitis, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru-paru. Kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia lebih berisiko terkena dampak ini.

2. Masalah Lingkungan. Polusi udara dapat merusak tanaman, mengurangi kualitas air, dan mengganggu ekosistem. Hujan asam yang disebabkan oleh polutan udara dapat merusak bangunan dan infrastruktur.

Polusi udara merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian serius dan tindakan kolektif untuk mengatasi. Dengan usaha bersama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia dapat mengurangi tingkat polusi udara dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Akhir-akhir ini, saya merasa oksigen yang saya hirup tidak sebersih dulu, ditambah dengan hawa panas di Jakarta yang kian hari terasa semakin menyengat. Konstribusi yang dapat saya lakukan untuk membantu mengurangi tingginya polusi di Jabodetabek diantaranya dengan cara berpergian menggunakan transportasi umum, menanam beberapa pohon di sekitar rumah, berusaha mengurangi limbah rumah tangga, dan memilah sampah sebelum dibuang. 

Berkat pengalaman menjadi duta kebersihan ketika berada di Sekolah Menengah Atas, saya mengetahui pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta cara mengelola lingkungan hidup dan berusaha mengajak orang di sekitar saya untuk menerapkan teori yang pernah saya pelajari demi keberlangsungan hidup umat manusia.

Setiap orang pasti memiliki caranya masing-masing dalam mengekspresikan bentuk kecintaannya terhadap lingkungan, saya harap tingkat polusi di Jabodetabek cepat membaik dengan upaya yang sedang diusung pemerintah seperti membuat hujan buatan serta penerapan WFH untuk ASN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline