Lihat ke Halaman Asli

Mutiara latifahoktaviani

hello just newbie

Ramai Tren Baru "Child Free", Berikut Alasan dan Dampak yang Ditimbulkan

Diperbarui: 16 Januari 2022   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap pasangan yang telah menikah pasti ingin memiliki anak. Buah cinta mereka adalah  titipan tuhan yang harus dijaga, baik fisiknya maupun akhlaknya. Memang tidak mudah menjadi seorang orang tua, banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari fisik, mental, dan finansial. Namun, bagaimana dengan pasangan yang memutuskan untuk tidak ingin memiliki anak atau 'childfree' ? apa saja alasan yang memutuskan seseorang untuk childfree? Dan adakah dampak yang ditimbulkan? Berikut penjelasannya

Ramai di media sosial membicarakan mengenai  istilah "childfree". Berawal dari Youtuber dan influencer, Gita Savitri yang diwawancarai dalam Analisa Channel yang diunggah di kanal Youtube pada 13 Januari 2021 lalu. Ia menyatakan bahwa ia dan sang suami memutuskan untuk tidak memiliki anak setelah menikah atau childfree.

" Jadi sebenarnya aku sama Paul (suami) itu childfree, kita memang nggak ada rencana untuk punya anak, kita penginnya berdua aja. Mungkin ini terlalu ekstrem kali ya", ujar wanita yang sekarang menetap di Jerman itu.

Pernyataan nya dalam wawancara bersama psikolog Analisa Widyaningrum itu tentu saja menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Banyak yang menentang pernyataan Gita soal keputusannya dan sang suami yang memutuskan untuk childfree. Namun, keduanya mempunyai alasan tersendiri mengapa memutuskan untuk tidak memiliki anak.

"Buat aku punya anak such a big deal. Gimana kalau misalnya kita sebagai orangtua nggak being responsible dan memberikan luka ke anak kita," ujar Gita Savitri

Hingga menjadi trending topic di laman twitter, warganet banyak yang ikut mengomentari istilah childfree. Meskipun tidak melanggar hak asasi, namun tren ini termasuk ke dalam penyimpangan karena melanggar nilai dan norma yang berlaku. Dalam agama islam-pun menilai secara umum tujuan pernikahan adalah untuk melanjutkan keturunan. Memiliki anak adalah sebuah fitrah dalam berumah tangga.  Tertuang dalam Surah An-Nahl (16) : 72 yang artinya : "Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu yang memberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada bathil dan mengingkari nikmat Allah "(Q.S An-Nahl (16) :72. Maka dapat disimpulkan istilah childfree ini sangat bertentangan dengan salah satu tujuan dari pernikahan. Lalu bagaimana dengan yang pro childfree? (Lubis, 2021)

Walaupun tren ini sudah di tentang oleh berbagai pihak, tetapi justru semakin banyak warganet yang seolah mendukung childfree ini.

 "Dan semenjak punya anak, aku menghargai keputusan orang-orang yang childfree, raising children is not for everyone", ujar pemilik akun @amyilmawan

"Ga heran si kalo banyak yang pengen childfree, lihat pergaulan anak sekolah jaman sekarang emang serem abis", ujar pemilik akun @faqlaah

"Bukan gamau punya anak. Tapi realistis aja sih, membesarkan anak butuh tenaga dan biaya yang besar, sedangkan hidupku sama suami masih pas - pasan. Belum untuk pendidikannya kedepan, kesehatannya, dan lain-lain. Jadi aku pribadi dan suami lebih memilih childfree aja, kita mau nikmatin hidup kita berdua", ujar pemilik akun @ruthlessbith

APA SEBENARNYA ALASAN UTAMA MEMILIH CHILDFREE?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline