Lihat ke Halaman Asli

Tak Menggalaukan si Bulayak

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Aku tahu, bahkan aku sudah berjanji tak akan menggalau lagi. Namun, cita rasa Sate Bulayak khas Lombok ini memang berhasil membuatku menggalau. Rasanya yang pedas dan manis masih membekas dilidahku.

Warung makan Sate Bulayak ini terletak persis didepan Pura Suranadi. Indah bukan, menyantap Sate Bulayak ditemani dengan pemandangan bangunan suci Pura Suranadi. Sate Bulayak terbuat dari daging sapi (adapula daging ayam). Yang membuat sate ini beda dengan sate lainnya adalah bumbunya. Ketika kita biasanya menikmati sate ayam di Jawa dengan sambal kacang, maka kita tidak mendapatkan sambal kacang yang sama di Sate Bulayak. Bumbu yang digunakan untuk hidangan ini adalah bumbu khas Lombok yang terbuat dari kacang tanah sangrai yang ditumbuk kemudian direbus bersama santan, cabai, serta beberapa bumbu dapur lain seperti bawang, ketumbar, jintan. Aroma sate saat dibakar sungguh membuat perut berkeroncongan ria, tak sabar menikmati kelezatan Sate Bulayak.

Lontong yang Unik

Bulayak dalam bahasa Sasak berarti “lontong”. Bentuk lontong ini belum pernah saya temui di Jawa. Lontong ini berbentuk pipih memanjang. Cara membukanya pun cukup unik, yakni harus dengan gerakan memutar. Dan bedanya dengan lontong di Jawa yaitu pembungkusnya. Lontong Jawa biasa dibungkus dengan daun pisang, namun lontong ini  dibungkus dengan daun aren atau daun enau.

Menikmati Sate Bulayak

Cara menikmati Sate Bulayak cukup unik. Ketika kami menyantap sate ini, kami tak menemukan adanya garpu atau sendok, hingga akhirnya teman kami yang dari Lombok berkata, “Bulayaknya dicocolin ke bumbunya, terus dimakan deh. Ehm, enak!”. Dan benar saja, ketika kami mulai mencocolkan lontong Bulayak dibumbu sate khas Lombok yang diberi perasan jeruk nipis, kemudian mengigit sate sapi nan empuk, benar-benar Mak Nyus. Rasa santan yang gurih berpadu dengan pedasnya cabai, sungguh perpaduan yang mempu menggoyang lidah.

Harga

Jangan khawatir, harga per porsi sate ini cukup terjangkau. Sekitar Rp 12.000 sudah dengan lontong dan kurang lebih mendapat 10 tusuk.

Jadi, jika singgah di Lombok, jangan sampai ketinggalan mencicipi hidangan yang satu ini. (AH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline