Lihat ke Halaman Asli

Mutiara Hana

Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa

Jose Rizal Seorang "Tokoh Besar Malaya"

Diperbarui: 5 Desember 2024   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Jose Rizal (Sumber: tatlerasia.com)

Seorang  seorang tokoh bangsa, penulis, dan polimatik asal Filipina yang aktif di akhir masa kolonial Spanyol, Jos Protacio Rizal Mercado y Alonso Realonda. Jose rizal berprofesi sebagai dokter oftalmologi, Rizal juga seorang penulis dan anggota kunci dari gerakan propaganda Filipina, yang mengadvokasi reformasi politik untuk koloni di bawah Spanyol. Ia menyerukan reformasi secara damai terhadap pemerintahan kolonial Spanyol di Filipina. Pada 1896, Jose Rizal dieksekusi oleh pemerintah kolonial Spanyol atas tuduhan pemberontakan karena tulisan-tulisannya menginspirasi meletusnya Revolusi Filipina. Yang dilakukan Jose Rizal menghasilkan kemerdekaan bagi Filipina. Oleh karena itu, dia dianggap sebagai pahlawan Nasional (Pambansang Bayani) Filipina. Ia diberi bermacam-macam gelar oleh masyarakat Filipina, yaitu "Kebanggaan Ras Melayu", "Tokoh Besar Melayu", "Pahlawan Universal", "Mesias Revolusi", dan "Mesias Penebusan". 30 Desember diperingati sebagai hari kematian Jose Rizal. Bakat dari Jose Rizal sangatlah banyak, selain menjadi seorang dokter, ia juga seorang arsitek, seniman, pendidik, ekonom, etnolog, ahli pertanian, sejarahwan, jurnalis, dan masih banyak lagi. Selain bakatnya yang beragam, Jose Rizal menguasai 22 bahasa.

Jose Rizal merupakan lulusan dari Universitas Heidelberg di Jerman. Karangan novel Jose yang berjudul Noli Me Tangere (1887) dan El Filibusterismo (1891), keduanya merupakan kritik mengenai penjajahan Spanyol atas Filiphina. Buku ini membuat amarah bagi orang-orang Spanyol dan orang-orang Filipina yang terpengaruh Spanyol, karena simbolismenya yang terus-terang dan menghina di dalam kedua buku tersebut. Ia dituntut sebagai penghasut revolusi, lalu diajukan ke pengadilan militer dan dihukum mati. Novel ini berpusat pada tokoh utama dualogi Nolu-El Fili, Crisostomo Ibarra, yang kini kembali untuk membalas dendam sebagai "Simoun". Novel ini dilarang di beberapa bagian Filipina karena penggambarannya tentang penyalahgunaan dan korupsi pemerintahan Spanyol. Rizal terlibat dalam organisasi yang bertujan untuk mengatasi dan mereformasi sistem Spanyol dan berbagai permasalahannya, hal ini menyebabkan Rizal diasingkan ke Dapitan dan akhirnya dieksekusi. Novel ini berdampak pada pandangan tentang identitas nasional, iman katolik dan pengaruhnya terhadap pilihan orang Filipina, masalah pemerintahan dalam korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, diskriminasi, dan dampak penjajahan terhadap kehidupan masyarakat dan perjuangan kemerdekaan. Novel ini lah yang menjadi inspirasi gerakan Revolusi Filipina.

Sebagai bentuk hormat dan terima kasih masyarakat Filipina kepada Jose Rizal, di tempat Jose Rizal gugur berdiri sebuah patung, yang dirancang oleh pematung Swiss, Richard Kissling. Monumen ini berada di sisi Jalan Roxas Boulevard, Manila dan tepat berhadapan dengan titik nol kilometer Kota Manila serta monumen Centennial Memorial Clock. Di depannya pun berdiri satu tiang bendera yang konon dikenal sebagai tiang bendera tertinggi di Filipina.Monumen Jose Rizal ini dibangun pada tahun 1908.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline