Lihat ke Halaman Asli

Menyembuhkan Namun Mematikan (Bagi Otot)

Diperbarui: 25 Oktober 2017   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selamat datang dan selamat membaca readers! Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya peradangan, seperti sakit gigi, sakit kepala, demam dan lain-lain. Lalu apa yang kita lakukan setelah itu adalah mengkonsumsi obat antiinflamasi  untuk meredakan peradangan tersebut. Namun, ternyata sesudah kita mengkonsumsi obat antiinflamasi ada efek samping yang ditimbulkan bagi otot kita lho. Bagaimana bisa dan apa yang terjadi akan kita bahas kali ini!

Inflamasi atau biasa disebut radang merupakan respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi dari suatu organisme berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera seperti karena terbakar atau terinfeksi. Jadi kesimpulannya, inflamasi adalah upaya tubuh untuk perlindungan diri dengan tujuan untuk menghilangkan rangsangan berbahaya, termasuk sel-sel yang rusak, iritasi, atau patogen dan memulai proses penyembuhan. 

Peradangan merupakan bagian dari respon sistem kekebalan tubuh. Ketika terjadi sesuatu yang berbahaya mempengaruhi bagian dari tubuh kita, ada respon biologis yang mencoba untuk menghapusnya, tanda-tanda dan gejala dari peradangan akut khusus menunjukan bahwa tubuh sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Inflamasi bukan berarti infeksi, bahkan ketika infeksi menyebabkan peradangan sekalipun. Infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur, sedangkan peradangan merupakan respon tubuh untuk itu. Peradangan juga terjadi misalnya saat kita terluka suatu mediator inflamasi akan terdeteksi oleh tubuh kita. 

Lalu permeabilitas sel di tempat yang terdapat luka tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat radang. Maka, terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi pelebaran pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut. Akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh.

Inflamasi sendiri dibagi menjadi 2, yaitu peradangan akut dan peradangan kronik. Perbedaanya adalah peradangan akut mulai dengan cepat dan dengan cepat menjadi parah. Tanda dan gejalanya hanya hadir selama beberapa hari dan dapat bertahan selama beberapa minggu. Contohnya adalah: penyakit bronkitis akut, usus buntu akut, tumbuh kuku terinfeksi, sakit tenggorokan dari pilek dan flu, dan lain-lain. Sedangkan peradangan kronik adalah peradangan jangka panjang yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Contohnya adalah: asma, sinusitis kronik, periodontitis kronik, dan lain-lain.

Untuk mengobati peradangan yang terjadi kita biasanya mengonsumi obat antiinflamasi, antiinflamasi berarti anti peradangan. Obat antiinflamasi dapat menyembuhkan adanya peradangan yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) melainkan peradangan yang timbul sebagai respon cedera pada jaringan dan infeksi.  Obat antiinflamasi sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu steroid dan nonsteroid antiinflamation drugs (NSAID). NSAID merupakan obat yang umum digunakan untuk mengobati gangguan fungsi sendi, ligamen, otot, saraf, tendon, dan tulang belakang (muskuloskeletal). 

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase (yang dapat menyebabkan inflamasi dan rasa nyeri) sehingga dapat menggangu perubahan asam arakidonat (perangsang peradangan) menjadi prostaglandin (merupakan mediator pada inflamasai yang menyebabkan kita merasa perih, nyeri, dan panas). NSAID memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti peradangan).

Sedangkan obat antiinflamasi steroid  bekerja dengan cara menghambat enzim phospolipase A2 sehingga tidak terbentuk asam arakidonat (maka tidak terbentuk prostaglandin) dan mempengaruhi kecepatan sintetis protein. Steroid sendiri dibagi menjadi 2 berdasarkan aktivitasnya, yaitu Glukokortikoid dan mineralokortikoid. 

Glukokortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa, pada manusia glukokortikoid alami yang utama adalah kortisol atau hidrokortison. Sedangkan mineralkortikoid memiliki retensi garam. Pada manusia, mineralkortikoid yang utama adalah aldosteron. Selain glukokortikoid alami, telah banyak disintetis glukokortikoid sintetik yang digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit inflasi. Contohnya antara lain, deksametason, prednison, metil predmisolon, triamsinolon, dan betametason.

Jika kita amati kembali, bagi kebanyakan orang otot merupakan hal yang bisa dibanggakan apabila kita memiliki otot seperti gambar dibawah ini, terutama bagi para pria.

Memiliki otot yang besar seperti itu akan membuat badan kita terlihat lebih keras dan kekar. Biasanya, para pria membentuk otot ini demi menunjang penampilan, karena tuntutan profesi yang mengharuskan memiliki tubuh atletis dan memiliki otot yang besar serta kekar, misalnya. Otot ini dapat terbentuk karena berolah raga setiap harinya maka dapat terbentuk, atau seperti misalnya memiliki profesi sebagi petinju, pasti semuanya memiliki bentuk otot seperti itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline