Setiap bangsa di dunia, termasuk Indonesia, terus menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan (TAHG) yang semakin kompleks seiring dengan perubahan situasi dan kondisi global. Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta globalisasi menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, keduanya membawa manfaat besar bagi pembangunan bangsa, namun di sisi lain memunculkan risiko yang harus dikelola dengan bijaksana.
*Dinamika IPTEK dan Globalisasi: Manfaat dan Tantangan
Kemajuan IPTEK telah memberikan banyak kontribusi positif, seperti peningkatan efisiensi dalam berbagai sektor, kemudahan akses informasi, hingga kemajuan ekonomi berbasis teknologi. Namun, di sisi lain, globalisasi dan IPTEK juga membuka peluang ancaman baru, seperti serangan siber, disinformasi, persaingan ekonomi global yang tidak seimbang, dan perubahan sosial-budaya yang dapat melemahkan jati diri bangsa.
Era Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data, semakin memperluas dimensi TAHG. Ancaman tidak lagi bersifat konvensional, tetapi juga hadir dalam bentuk non-fisik, seperti manipulasi data, serangan digital terhadap infrastruktur vital, dan penyebaran konten negatif di media sosial. Ancaman-ancaman ini bersifat abstrak dan sulit dideteksi, namun dampaknya sangat signifikan bagi stabilitas bangsa.
*TAHG yang Multidimensional dan Terintegrasi
TAHG yang dihadapi oleh bangsa Indonesia bersifat multidimensional dan saling terkait. Tantangan tersebut tidak hanya menyasar dimensi keamanan fisik, tetapi juga dimensi sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan. Misalnya, konflik sosial yang dipicu oleh berita palsu (hoaks) dapat memengaruhi stabilitas politik dan ekonomi. Selain itu, isu lingkungan seperti perubahan iklim juga menjadi ancaman nyata yang memengaruhi ketahanan pangan dan energi.
Kompleksitas TAHG ini menuntut pendekatan yang holistik dan kerja sama lintas sektor. Pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan komunitas internasional perlu bersinergi untuk merumuskan strategi yang efektif dalam menghadapi ancaman-ancaman tersebut.
*Bela Negara sebagai Pilar Ketahanan Bangsa
Dalam menghadapi dinamika TAHG, bela negara menjadi elemen penting yang harus diinternalisasi oleh seluruh lapisan masyarakat. Bela negara bukan semata-mata tugas militer, tetapi juga tanggung jawab setiap warga negara untuk berkontribusi dalam menjaga kedaulatan, persatuan, dan kemajuan bangsa.
*Bela negara dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk, seperti:
1.Penguatan Nilai-nilai Pancasila: Menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang dapat menjadi fondasi dalam menghadapi tantangan global.