Lihat ke Halaman Asli

Analisis Cerpen "Pecundang" Karya Galih Hidayatullah

Diperbarui: 27 Oktober 2022   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di dalam novel ini terdapat unsur kognitif yang terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Adapun unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

 Tema dari novel ini adalah tentang  perubahan suasana hati orang. Dari hati yang awalnya bahagia, lalu menjadi sedih, lalu  bahagia lagi dan berulang. Semua ini bisa terjadi karena manusia selalu merasakan suatu keadaan yang disebut cinta. 

Tokoh dan penokohan didalam novel ini adalah Tokoh pertama yaitu "Aku". Aku merupakan tokoh utama yang ditinggalkan sang kekasihnya. Sifat tokoh Aku dalam kutipan tersebut Di sinilah aku sekarang. Duduk berhadapan dengan mu, ditemani garis-garis kusam dan murung dari segurat wajah milikmu. Masih ada sisa tangis disitu. "Aku bertengkar lagi dengan pacarku," katamu, lirih. 

Tokoh kedua dalam cerpen ini adalah Sahabat laki-lakinya. Sahabat laki-lakinya sangat baik kepadaku, Dia memberikan semangat agar aku tidak nangis lagi selalu paham maksud di dalam pikiran aku. Sifat tokoh sahabat nya dalam kutipan tersebut : sudah jangan nangis, kan aku bilang, mungkin aja itu teman-temannya. Kamu nya aja kali yang curiga. Santai aja. Kepercayaan jauh lebih baik untuk dijaga. Bukan diobral cuma-cuma dengan prasangka.  

Tokoh ketiga dalam cerpen ini adalah temen kantornya. Temen kantornya ini penyayang, baik. Sifat temen kantornya ini dalam kutipan tersebut Nada dering ponselmu berbunyi. Entah siapa yang menelpon. "Iya, Halo ?". "Dimana ? Dicari bos tuh." Terdengar samar-samar suara di balik telepon. "Di Kafe, oke baik-baik, langsung berangkat kesana."

   Cerpen ini mengandung alur maju dan mundur, karena dalam setiap subjudul nya ada yang mengandung alur maju dan ada yang mengandung alur mundur. Cerpen ini terdapat Sudut pandang, yaitu sudut pandang Orang Pertama, yaitu "Aku". Karakter "Aku" bercerita tentang pasangan yang disakiti oleh pacarnya, yaitu bahwa pacarnya selingkuh. 

Kelebihan dan Kekurangan novel ini adalah novel ini bergenre romance, gaya bahasanya modern, penulisannya sangat mudah dipahami, novel ini memiliki beberapa subtitle, sangat direkomendasikan untuk remaja yang mulai jatuh cinta, latar sangat jelas, plot sangat jelas, menggunakan alur maju dan mundur, penokohan sangat modern. 

Amanat Novel ini adalah untuk mengajarkan kepada kita bahwa khususnya Para wanita harus lebih berhati-hati dengan pria dan berani melawan pria ketika mereka ingin membuat niat buruk terhadap kita, ketika mereka menyakiti kita, kita tidak boleh menangis karena semakin kita menangis, mereka meremehkan dan membenci kita. Jika kita bisa melepaskan dan mempercayai Tuhan untuk memilihkan pasangan bagi kita, kita tidak akan pernah gagal. 

Pada novel ini juga terdapat unsur ekstrinsik, yaitu latar belakang penulis. novel ini ditulis oleh Galih Hidayatullah, Beliau adalah sosok penulis yang baru memulai karya nya di tahun 2017, Beliau menulis novel pertama kali ini di tahun 2017, yang berjudul "Seperti Bianglala, pada Sebuah Akhir Kita Memulai".  Selain novel tersebut, pada tahun 2018, di terbitkan judul "Untuk di Hari Kemarin" karya Galih Hidayatullah dan Raden Monica. 

Cerpen ini menceritakan tentang Seorang Gadis yang jatuh cinta pada Kekasihnya. tetapi Kekasihnya memiliki teman dekat, yaitu wanita lain. Kekasihnya selalu menghabiskan waktu sehari-harinya dengan wanita lain. Kejadian ini terjadi berkali-kali, namun terjadi berkali-kali bahkan menjadi keseharian mereka.  Gadis itu hanya bisa berpikir dan menangis di sebuah kafe tak jauh dari kantor. Teman laki-lakinya juga mendatangi gadis itu dan mendengarkan semua keluhan gadis itu tentang kekasihnya. Sahabatnya berusaha menenangkan hati dan pikiran gadis itu agar tidak menangis atau memikirkannya. 

Ketika pembaca membaca novel ini, Pembaca dapat merasakan kebahagiaan sekaligus kekecewaan yang dirasakan oleh Aku. Begitu setia dan tulus nya sosok Aku ketika disakiti oleh Pacarnya. Cerita ini sangatlah bagus, dari segi penulisan dan bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami. Salah satu pesan moral yang dapat diambil adalah Saling jagalah cinta Pasangan mu dengan tulus dan setia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline