Lihat ke Halaman Asli

Kesusastraan Indonesia pada Orde Baru

Diperbarui: 16 Juni 2022   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak tahun 1965, apa yang ditampilkan sastra di awal 1970-an jauh lebih kompleks dan introspektif dibanding tahun-tahun sebelumnya, seolah mencari unsur sastra dan pengalaman yang tidak ada di iklim pertengahan 1960-an. Transisi dari realisme dan komunikasi ke fantasi dan simbolisme mencerminkan  keterpencilan sastra kontemporer dan persepsi serta penerimaan pembacanya yang luas.

Tumbuhnya kekuasaan Orde Baru yg dipimpin oleh Soeharto sempat merepresi kebebasan individu. Para sastrawan banyak yg tidak sanggup melakukan aktivitas kesusastraannya secara terang benderang. Selain orang-orang Lekra yg direpresi, para sastrawan lain yang vokal & mengganggu strabilitas pun dicekal. Hal ini terjadi pada WS Rendra, N. Riantiarno, & lain-lain. Selain itu, pembredelan media massa pun terjadi. Untuk menyiasati pengebirian yang dilakukan rezim Orba.

Ketika Anda berbicara tentang Lekra, Anda akan memikirkan nama-nama seperti D.N. Aidit, MS Ashar, Njoto, dan A.S. Darta Merekalah yang mendirikan Lekra pada 17 Agustus 1950.

Dalam perkembangannya, lekra menjadi lembaga yang dominan. Mereka memaksa dan mendorong seniman untuk mengikuti jalur artistik mereka. Dengan mengadopsi Realisme Sosialis, Lekra mengikuti jalan bahwa sastra harus berguna bagi orang-orang, menciptakan kontradiksi yang jelas  bagi beberapa orang yang lebih menyukai seni daripada seni itu sendiri.

Manikebu hadir menjadi lembaga yang berupaya membela hak-hak insan yang ditindas sang tirani. 

Dengan istilah lain, Manikebu merupakan kelompok Seniman yang menentang orde lama, menentang Soekarno, dan ingin mengembalikan ideologi Pancasila yang telah tercabut berdasarkan akarnya lantaran komunisme dalam waktu itu. Oleh karena kelompok ini menentang orde lama atau Soekarno, puisi-puisi, cerpen-cerpen, & esai-esainya pun bernada protesatau puisi-puisi mengenai kemanusiaan.

Kelahiran Manikebu ini pun direspons oleh Lekra. Lekra yang ketika itu dekat menggunakan Partai Komunis Indonesia (PKI) & penguasa, dia menggunakan caranya untuk menyingkirkan Manikebu.

Kita sekarang berada di era kebebasan berbicara dan mencari. Semuanya diatur oleh undang-undang surat kabar, dan kami memiliki kebebasan untuk menghasilkan semua jenis karya. Momentum Dibutuhkan oleh Kami menggunakan untuk mengembangkan karya. Pemikiran dan bentuk apapun yang mereka ambil dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda untuk membangun masa depan yang lebih baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline