Penulis: Mutiara Anggraeni Tabeo
Memupuk Budaya Berpikir Kritis di Sekolah Melalui Pembelajaran Logika
Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk menghadapi tantangan di era digital saat ini. Sayangnya, Kita menemukan fakta bahwa literatur dan penelitian akademik Indonesia terkait pembelajaran dasar-dasar logika sangat minim. Padahal, penguasaan logika dasar mutlak diperlukan bagi pengembangan daya kritis dan inovasi di kalangan pelajar dan akademisi Indonesia kemampuan berpikir kritis belum sepenuhnya dikembangkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Akibatnya, kemampuan berpikir kritis dan keterampilan argumentasi ilmiah di kalangan pelajar dan akademisi Indonesia dinilai masih sangat rendah. Perlu upaya serius dari pemerintah dan institusi pendidikan untuk memperbaiki kondisi ini.
Apa itu Logika? Logika adalah ilmu yang mempelajari aturan-aturan berpikir yang valid dan tepat. Logika melatih siswa untuk berpikir secara sistematis, memberikan alasan yang rasional, dan menganalisis permasalahan secara komprehensif. Dengan demikian, pembelajaran logika di sekolah dapat menjadi sarana efektif untuk memupuk budaya berpikir kritis sejak dini.
6 Alasan Kenapa Pembelajaran Dasar-dasar Logika harus di ajarkan sejak usia dini
1. Kemampuan berpikir kritis dan logis sangat dibutuhkan di era digital saat ini. Kemampuan ini tidak datang secara otomatis melainkan harus dilatih sejak dini. Mempelajari logika sejak SD dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa sedini mungkin.
2. Siswa SD berada di masa golden age, di mana otak lebih mudah menyerap informasi dan membentuk pola pikir. Dengan demikian, penting untuk memanfaatkan masa ini untuk meletakkan fondasi berpikir kritis melalui pembelajaran logika.
3. Pembelajaran logika tidak sulit untuk diajarkan di SD. Logika dasar seperti mengenali pola, hubungan sebab-akibat, membuat kesimpulan sederhana dapat dengan mudah disisipkan pada berbagai mata pelajaran.
4. Negara maju seperti Finlandia, Inggris, dan Australia sudah menerapkan kurikulum logika di sekolah dasar mereka. Ini menunjukkan pembelajaran logika di usia dini penting untuk membentuk generasi berpikir kritis.
5. Salah satu kelemahan pendidikan di Indonesia adalah siswa belum terlatih untuk berpikir kritis. Mereka lebih terpacu untuk menghafal dan mengingat fakta saja. Ini tentu kurang ideal di era yang membutuhkan penalaran logis.
6. Pembelajaran logika dapat membantu mengurangi penyebaran berita bohong dan hoaks di Indonesia. Dengan berpikir kritis, siswa terlatih untuk selalu mempertanyakan validitas informasi yang mereka terima.