Kira-kira 2 bulan yang lalu, saya sedang antri penggantian kartu harian comuter di Stasiun Bogor, seorang bapak keluar dari antrian belakang lalu menghampiri saya. "Bu, ini untuk ibu saja!" katanya sambil memberi kartu lalu siap-siap hendak pergi. Karna saya tidak kenal dan tidak siap, maka saya cuma berterimakasih dan menganjurkan kartu itu diberikan saja pada anak remaja yang ada di belakang saya. Anak remaja sederhana itu tampak senang. Setelah beberapa waktu saya baru mengerti, bapak tadi ingin uang 5000 Rupiah dari penggantian kartu comuter disedekahkan saja. Wahh...baik sekali! Saya yakin meski karna terburu-buru, jarang sekali ada orang seperti itu. Kebanyakan untuk 5000 Rupiah penumpang rela mengantri panjang. Lumayan buat ongkos naik angkot, kan? Tapi kemarin di tempat yang sama saya baru tau, setiap hari ada saja orang yang terburu-buru seperti bapak itu. Dan tau juga ada yang jeli melihat kesempatan untuk menadahkan tangan. Seperti gadis kecil ini, belum lama berdiri di sisi antrian sudah dapat 4 kartu di tangannya! Begitu pula di antrian lain, disana seorang ibu sudah menanti. Stasiun Bogor sudah bagus dan bersiih sekarang. Pengemis dan pedagang liar tak ada lagi. Dengan adanya "Sedekah Kartu" khawatir mereka berdatangan lagi. Idealnya pihak PJKA menyiapkan saja kotak kaca untuk menampung kartu tersebut, untuk diserahkan pada Badan Sosial. Atau mungkin pembaca punya ide lain? (mutiaohorella.blogspot.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H