Ramadan Tenang dengan Kesiapan Finansial Sejak Awal
Bulan Ramadan adalah adalah salah satu bulan istimewa dan penting bagi umat Islam karena di dalamnya ada beberapa keistimewaan. Salah satunya adanya kewajiban menjalankan ibadah puasa yang merupakan rukun islam keempat.
Menurut arti bahasa Puasa artinya menahan. Secara istilah puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Sudah menjadi hal biasa dan merupakan siklus tahunan ketika harga pangan naik pada pekan awal Ramadan dan menjelang lebaran. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan dari konsumen. Ironis, tetapi demikianlah kenyataan yang menunjukan bahwa di saat Ramadan banyak hal yang tidak bisa dikendalikan. Salah satunya jiwa konsumtif kita.
Iseng-iseng ketika bercengkrama dengan tetangga, saya bertanya pada mereka. Apakah di bulan Ramadan lebih hemat atau lebih boros?
Lima orang dari enam orang yang saya tanya, ternyata menjawab bahwa di bulan Ramadan pengeluaran lebih banyak. Alih-alih mereka menjawab lebih boros. Karena merasa pengeluaran ini bukan bagian dari boros, karena pengeluaran itu memang tidak bisa dihindari. Pengeluaran itu meliputi pembelian takjil, pembelian tiket atau biaya mudik, zakat atau sedekah juga baju lebaran.
Selain zakat semua pengeluaran yang disebut di atas merupakan pengeluaran budaya Ramadan yang memang sulit dihindari di negara kita tercinta ini. Jika tidak bisa dihindari maka, agar ibadah puasa kita tenang sebaiknya semua biaya-biaya itu kita persiapkan dari jauh-jauh hari.
Secara umum, pemasukan di bulan Ramadan sama seperti pemasukan di bulan-bulan lainnya. Meskipun ada THR, tetapi sebanding dengan pengeluarannya. Maka meskipun ada tunjangan, jangan hanya mengandalkan itu untuk pengeluaran Ramadan dan lebaran nanti. Agar selama Ramadan tenang dalam menjalankan ibadah mempersiapkan kedatangannya adalah solusinya. Bukan hanya persiapan jasmani dan rohani, tetapi juga persiapan finansial yang matang.
1. Menyisihkan biaya khusus untuk Ramadan dan Lebaran
Biaya khusus ini bisa kita sisihkan dari pendapatan pokok setiap bulan. Jadi, biaya Ramadan dan lebaran tidak dibebankan pada pendapat bulan Ramadan atau THR saja.
2. Menghitung atau membuat daftar keperluan Ramadan dan lebaran