Nak, Kapan Pulang?
ada waktu kau tak mau ditinggalkan
menangis, merengek, menjerit histeris
sepertinya tanpaku kau tak bertahan
adaku sangat diandalkan
mengosongkan keranjang cucian
menyiapkan meja makan
menghangatkan waktu luang
dengan dongeng-dongeng dan harapan
meski lelah mendera
meski tulang-tulang remuk redam
hingga hilang dengan sendirinya
ketika Matahari kembali esok pagi
dan sepasang matamu berbinar
lapar
meminta sarapan
tak mengapa
aku rela melakukan segala
untukmu agar bisa tumbuh dengan bahagia
kini, segalanya kau bisa sendiri
tak lagi di sini
punya penghidupan mandiri
sunyi
kau tak buatku sibuk lagi
aku rindu saat-saat dibutuhkan
meski hadirmu untuk manjakan diri
senangnya tak tergantikan
nak, kapan pulang?
ibu rindu
memelukmu, sayang
salam
Mutia AH
Ruji, 18 Maret 2024