Aku tak menyalahkan angin, yang berhembus kencang menjatuhkan dedaunan kering. Aku juga tak menyalahkan matahari yang membakar membuat bumi gersang. Tak juga menyalahkan hujan yang bergulir deras membuat basah, lembab dan dingin.
Meski terkadang aku kewalahan menangkap debu-debu berterbangan, mengumpulkan sampah berserakan dan terpanggang panas yang memapar. Pun menggigil di kala hujan.
Namun, aku tahu. Angin pegunungan terasa sejuk menyegarkan. Matahari indah kala terbit dan terbenam. Begitu pun hujan, menciptakan pelangi usai proses panjang, pertemuan cahaya dalam difraksi.
Begitulah catatan kehidupan yang kutulis dalam renungan.
Mutia AH
Ruji, 23 Oktober 2023