Lelaki itu menangis di atas pemakaman. Sinar Bulan menerobos rimbun rerumputan liar yang tumbuh menutupi kijing-kijing tua. Huruf-huruf di batu nisan berlumut hampir tak terbaca. Melihat sekeliling, tangis lelaki itu semakin menjadi menyesali apa yang sudah terjadi dan tak mungkin diperbaiki.
Hari ini lelaki itu dibebaskan sekadar untuk mengunjungi kerabat dan keluarga. Di tengah kesedihan ia memanggil-manggil nama istri dan anak-anaknya sambil berjalan pulang ke rumahnya.
Tak membutuhkan waktu lama ia sampai di sebuah rumah mewah. Dengan halaman luas, yang dijadikan taman menambah kesan wah.
"Assalamualaikum." Ucapan salamnya seperti bisikan membaur bersama udara malam. Tak ada satu pun yang mendengar dan menjawab. Hatinya mulai bimbang saat angin kencang menerpa pagar besi dan mencipta nada natural.
Tak peduli lagi ada atau tidak yang menyadari kehadirannya. Ia memasuki rumahnya seperti tamu tak diundang. Di ruang depan terlihat Burhan anak sulung kebanggaannya tengah sibuk dengan gawai-nya.
"Burhan! Burhan! Burhan!" panggil lelaki itu. Namun, Burhan pemuda berpawakan tegap itu tak menggubris. Ia sibuk tertawa-tawa dengan gawai-nya. Mengabaikan suara lelaki itu juga mengabaikan suara adzan berkumandang. Membuat lelaki itu kembali menangis.
Dengan kecewa lelaki itu berlalu menuju kamar istrinya. Sama seperti Burhan, istrinya tak menyadari kehadirannya. Mata lelaki itu kian mengabur saat melihat suasana di kamar istrinya.
Ia menatap lekat istrinya. Wanita yang selalu dicintainya, di turuti segala maunya. Wanita itu terlihat cantik semenjak ia tinggalkan dulu. Wanita berpenampilan seksi itu tengah asyik meliuk-liuk di depan handphone.
"Memang lagi syantik tapi bukan sok cantik."
Tanpa malu-malu, wanita itu kemudian mengunggah ke sosmed. Sebentar kemudian ratusan like membanjiri akunnya. Membuat hati lelaki itu semakin hancur. Istrinya benar-benar melupakannya. Kembali membawa kecewa ia berlalu meninggalkan istri tercintanya.
Dengan berurai air mata lelaki itu menuju kamar si bungsu. Ia terkejut melihat sosok lelaki muda di kamar putrinya.
"Astagfirullah, Sasa apa yang kamu lakukan?" teriak lelaki itu.