Lihat ke Halaman Asli

Mutia AH

Penikmat Fiksi

Sajak Kemarin

Diperbarui: 4 Februari 2021   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Pixabay

sajak kemarin
tergolek di lembar catatan
satu kalimat belum lengkap tanpa tanda baca

puisi terputus
terberai di antara huruf-huruf
vokal, konsonan
titik, koma, hilang jeda tanda tanya

diksi mati
majas menepi
rima lepas
makna terkunci

Stop!

cukup sampai di sini
jangan paksa
sebab puisi adalah seni
kebebasan berekspresi

sajak kemarin terpaku menunggu ruh
menjadi syair utuh
meski usang tak terberai;
terabai

Mutia AH

Ruji, 04 Februari 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline