Lihat ke Halaman Asli

Mutia AH

Penikmat Fiksi

Ki Dulah

Diperbarui: 26 Januari 2021   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Pixabay

Ki Dulah

rumpun bambu berbisik ngilu saat angin menghempas kasar

terdengar parau bagai tangis gadis merindu kekasih

daun jatuh berguguran
menguning, layu
tergolek di hamparan rumput kering
pucat keabuan

lama, hujan tak bertandang
meninggalkan sawah kerontang

Ki Dulah telah naik ke pematang
menyusuri jalan setapak untuk pulang

di teras gubuk yang mulai berdebu
dipan usang menunggu

dari bilik kayu sang Istri ke luar
membawa sepiring singkong rebus
bekas
cicak berpesta
di bawah tudung saji dari anyaman bambu Apus

sambil menyeruput kopi
mendengarkan siaran televisi dari rumah tetangga
tentang berita
kemajuan ekonomi mengalami kenaikan tahun ini
Ki Dulah tak peduli

parang dan cangkul tumpul
lebih memikat dari pada kata sepakat
kabar angin yang diliput
meski luput

perut terus menuntut
minta diisi
sesuap nasi dari tangan sendiri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline