Lihat ke Halaman Asli

Mutia Karimatussania

Saya adalah seorang Mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuallah Jakarta

Penerapan Pendekatan Humanistik dalam Dunia Pendidikan: Membuka Pintu Menuju Pembelajaran yang Lebih Berarti

Diperbarui: 22 Oktober 2023   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by Freepik

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang terus mengalami evolusi dan perubahan signifikan seiring berjalannya waktu. Dalam upaya untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, banyak institusi pendidikan di seluruh dunia mulai mengadopsi pendekatan humanistik dalam proses pendidikan mereka. Pendekatan ini menempatkan perhatian pada aspek psikologis, emosional, dan sosial siswa, bukan hanya aspek akademiknya. Inilah yang membuatnya semakin populer dalam pendidikan modern.

Pendekatan Humanistik: Apa itu?

Pendekatan humanistik dalam pendidikan berakar pada filosofi bahwa setiap individu adalah unik, dan pembelajaran harus menghormati, mengakui, dan memahami perbedaan-perbedaan ini. Hal ini mengutamakan pengembangan pribadi dan potensi siswa, bukan hanya fokus pada pemberian pengetahuan. Pendekatan ini mengakui bahwa faktor-faktor seperti motivasi, emosi, dan pengalaman pribadi berperan penting dalam proses pembelajaran.

Pendekatan humanistik berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini memandang bahwa proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.

Humanistik Menurut Abraham Maslow proses belajar adalah hal yang penting dan perlu dilalui semua murid, sebab dalam proses inilah seseorang mampu mengenali dirinya sendiri dan mencapai aktualisasi diri. Beliau juga berpendapat bahwa ada lima tingkat prioritas hierarki kebutuhan dasar manusia yang berguna untuk membuat prioritas asuhan keperawatan. Dasar paling bawah atau tingkat pertama yaitu kebutuhan fisiologis, seperti udara, seks, air dan makanan. Tingkat kedua yaitu kebutuhan keamanan dan perlindungan, termasuk keamanan fisik dan psikologis. 

Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki, termasuk didalamnya keinginan untuk berteman, mempunyai pasangan, ataupun kebutuhan untuk menjadi bagian sebuah keluarga, dan lingkungan masyarakat. Tingkat keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan diri termasuk kebutuhan untuk merasakan penghormatan, rasa menjadi kepercayaan orang lain, dan merasa percaya diri. Tingkat terakhir merupakan kebutuhan untuk aktualisasi diri yaitu untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya.

Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran Humanistik

Di era digital, pendekatan humanistik masih tetap relevan. Teknologi telah memungkinkan pendidik untuk merancang pengalaman pembelajaran yang lebih personal, adaptif, dan interaktif. Ini termasuk penggunaan platform pembelajaran online yang memungkinkan siswa untuk memilih jalur belajar mereka sendiri, serta alat-alat seperti chatbot dan kecerdasan buatan yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan pribadi kepada setiap siswa.

Pembelajaran Kolaboratif dan Kreatif

Pendekatan humanistik juga menekankan pentingnya pembelajaran kolaboratif dan kreatif. Dalam lingkungan kelas yang mendukung pendekatan ini, siswa didorong untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan memecahkan masalah bersama-sama. Ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan untuk berpikir kreatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline