Yogyakarta memang pantas dijuluki sebagai kota istemewa, selain wisata alamnya yang mempesona dan susah untuk dilupakan, kota Yogyakarta juga kaya akan sejarah dan budaya. Kota ini memiliki banyak tempat wisata sejarah yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Setiap tempatnya juga memiliki kisah yang seru untuk kita simak bersama.
1.Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Roro Jograng adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi Prambanan dipersembahkan untuk tiga dewa utama Hindu atau bisa disebut juga dengan Trimurti, yaitu dewa pencipta (Brahma), dewa pemelihara (Wishnu), dan dewa dewa pemusnah (Siwa). Berdasarkan prasasti Siwagrha (bermakna Rumah Siwa dalam bahasa Sanskerta), dan di gabagriha yang menjadi ruang utama candi ini, bersemayam arca Siwa Mahadewa dengan tinggi tiga meter yang menunjukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Candi Prambanan terletak di kecamatan Prambanan Desa Bokoharjo, Sleman, Daerah Istemewa Yogyakarta dan kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Candi Prambanan sendiri terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten Jawa Tengah.
Alasan mengapa harus datang ke Candi Prambanan, karena Candi Prambanan termasuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah yang ada di Asia Tenggara. Aslinya terdapat 240 candi di kompleks Prambanan. Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata angin, arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, begitupun pintu masuk utama nya dari gerbang timur. Kompleks candi prambanan ini terdiri dari 3 Candi Trimurti, 3 Candi Wahana, 2 Candi Apit, 4 Candi Kelir, 4 Candi Patok, dan 224 Candi Perwara.
2.Museum Mini Sisa Hartaku
Selasa, 26 Oktober 2010 gunung merapi terjadi erupsi. Lahar panas dan wedhus gembel menghabiskan pepohonan di kaki gunung. Wedhus gembel melewati rumah penduduk di desa asli Kapuharjo dan sekitarnya. Ganasnya letusan gunung meraoi ini memberikan ingatan yang takkan pernah terlupakan oleh masyarakat. Korban jiwa yang meninggal mencapai ratusan jiwa. Letusan ini menyisakan pilu bagi penduduk yang tinggal di kaki gunung merapi, begitupun seluruh masyarakat Indonesia yang juga ikut merasakan kesedihan atas bencana yang melanda Yogyakarta khususnya Sleman ini.
Sisa-sisa rumah yang dimiliki bapak Sriyanto, dijadikan sebuah museum yang diberi nama Museum Mini Sisa Hartaku atau The House of memory. Museum ini terletak di Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Bapak Sriyantp mengumpulkan sisa-sisa harta yang rusak dan diletakkan di rumah. Ini akan menjadi sebuah pengingat akan dahsyatnya letusan gunung merapi tahun 2010. Museum ini memajang harta benda yang sudah rusak atau meleleh, seperti radio, ember, jam dinding, gelas, kaset, alat musik seperti gamelan, dan ada juga rangka hewan ternak yang dipajang di museum ini. Selama melihat foto foto yang dipajang ini, kita seperti dibawa kembali pada masa mencekam dimana erupsi gunung merapi melahap semua bangunan dan menewaskan banyak korban jiwa.
Kebangkitan, perjuangan, dan awal sebbuah kehidupan baru untuk penduduk desa yang merasakan dahsyatnya gunung merapi erupsi tergambar dari museum mini sisa hartaku ini. Memori pilu ini tidak akan pernah bisa dilupakan, namun juga sebagai pengingat bahwa harta benda yang ada di dunia ini hanyalah titipan belaka. Banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari museum mini sisa hartaku ini.