Lihat ke Halaman Asli

Tinggalkan “Empat Sehat Lima Sempurna”!

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13316574591771751591

[caption id="attachment_168455" align="aligncenter" width="300" caption="empat sehat lima sempurna"][/caption]

Kita tentu pernah mendengar slogan “empat sehat lima sempurna” mulai dari anak TK hingga orangtua kita yang telah lanjut usia. Slogan ini telah mendarah daging hampir di seluruh pelosok di indonesia karena selalu diajarkan di setiap sekolah. Slogan ini muncul pertama kali pada tahun 1950 yang diperkenalkan oleh Prof. DR. Dr. Poerwo Soedarmo selaku Bapak Gizi Indonesia melalui Lembaga Makanan Rakyat Depkes dalam rangka melancarkan gerakan “sadar gizi”.

Pola menu “empat sehat lima sempurna” digali dari pola menu yang pada umumnya sejak dulu telah dikenal masyarakat diseluruh tanah air yang terdiri dari makanan pokok (seperti nasi, jagung, singkong dan hasil olahannya seperti mie, bihun, makaroni dan sebagainya) berperan sebagai sumber utama energi/karbohidrat, lauk pauk (ikan, daging, ayam, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu) sebagai sumber protein, sayur dan buah sebagai sumber mineral dan vitamin. Karena menu ini terdiri atas empat macam makanan dan ternyata sehat sehingga untuk mudah mengingatnya diciptakanlah slogan “ empat sehat”. Susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat-zat gizi esensial lain dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap maka susu dianjurkan sebagai unsur kelima bagi kelompok yang membutuhkan lebih banyak protein seperi balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Dengan demikian bila menu “empat sehat” ditambah dengan susu akan menjadi menu “lima sempurna” lebih tepatnya “empat sehat lima sempurna”.

Seiring dengan perkembangan zaman dan berjalannya waktu, slogan “empat sehat lima sempurna” menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa susunan hidangan akan menjadi tidak sempurna tanpa kehadiran susu. Apalagi dengan semakin gencarnya promosi produk susu di televisi membuat para ibu berfikir bahwa bayi dan balitanya harus diberi susu jika menginginkan mereka sehat. oleh karena itu slogan ini banyak dikaji dan disoroti oleh para pemerhati.

Gizi Seimbang “pengganti” Empat Sehat Lima Sempurna

Konferensi Gizi Internasional yang diadakan di Roma pada tahun 1992 merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Gizi Seimbang (PGS)untuk mencapai dan memelihara kesehatan serta kesejahteraan gizi (nutrition well-being). Indonesia saat itu menghadiri dan menandatangani rekomendasi tersebut. Indonesia menyusun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan menjabarkannya sebagai 13 pesan dasar yang disebut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Kemudian PUGS ini dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Depkes pada tahun 1995. Sejak saat itu slogan “empat sehat Lima Sempurna” telah diganti dengan “Pedoman Umum Gizi Seimbang”. Namun tetap saja slogan “Empat sehat Lima Sempura” masih terpatri dalam fikiran masyarakat indonesia.

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)

PUGS memuat tiga belas pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktik untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.

Pertama, Makanlah aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok (bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui, orang dewasa dan lansia).

Kedua, Makanlah makanan untuk mencukupi kebutuhan energi. Energi dan tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak, serta protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar dan untuk aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi dapat menyebabkan obesitas (kegemukan) dan kekurangan energi dapat menyebabkan kurang gizi seperti marasmus.

Ketiga, Makanlah makanan sumber kabohidrat setengah dari kebutuhan energi. Seyogyanya 50%-60% dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau sekitar 3-4 piring nasi. Konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula sebaiknya tidak melebihi 3-4 sdm gula/hari.

Keempat, Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Konsumsi lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total energi. Kelebihan konsumsi lemak/minyak jenuh beresiko obesitas dan dislipidemia

Kelima, Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) seperti gondok, kretinisme (kerdil).

Keenam, Makanlah makanan sumber zat besi. Makanan seperti syuran hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging perlu dikonsumsi dalam jumlah cukup untuk mencegah anemia

Ketujuh, Berikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan. Pemberian asi ekslusif sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai berumur 6 bulan.

Kedelapan, Biasakan makan pagi. Makan pagi akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

Kesembilan, Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus bersih dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai 2 liter perhari. Konsumsi air yang cukup dapat menghindari dehidrasi dan akan menurunkan resiko infeksi serta batu ginjal

Kesepuluh, Lakukan kegiatan fisik dan olehraga yang teratur. Kegiatan ini akan membantu mempertahan berat badan normal, meningkatkan kesegaran tubuh, memperlancar aliran darah dan mencegah osteoporosis

Kesebelas, Hindari minuman beralkohol. Alkohol, rokok, obat-obat terlarang dapat menyebabkan resiko penyakit degeneratif, vaskuler dan kanker.

Kedua belas, Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung kuman, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan makanan yang diolah dngan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rysak merupakan makanan yang aman dan baik bagi kesehatan.

Ketiga Belas, Bacalah label pada makanan yang dikemas. Konsumen yang memeperhatikan label (tanggal kadaluarsa, kandungan gizi dan bahan aditif yang digunkana) akan terhindar dari makanan yang rusak, tidak bergizi dan makanan yang berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline