media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun dengan dasar-dasar ideologis Web 2.0 (yang merupakan platform dari evolusi media sosial) yang memungkinkan terjadinya penciptaan dan pertukaran dari User Generated Content. Kemudian berdasarkan The ABC (2011), media sosial merupakan pembungkus perangkat digital yang memungkinkan terjadinya kegiatan komunikasi dan berbagi melintasi jaringan. Media sosial digunakan secara produktif oleh seluruh ranah masyarakat, bisnis, politik, media, periklanan, polisi, dan layanan gawat darurat. Media sosial telah menjadi kunci untuk memprovokasi pemikiran, dialog, dan tindakan seputar isu-isu sosial. Sehingga media sosial sangat memungkinkan untuk mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang pada masa sekarang. Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010)
Sosial Maraknya penggunaan media sosial di Indonesia tidak lepas dari perubahan jaman yang mengharuskan penggunaan gawai pintar sebagai alat komunikasi masa kini. Gawai pintar telah banyak digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat, baik dari anak kecil berumur lebih dari lima tahun hingga lansia. Pengguna gawai pintar atau smartphone di Indonesia saat ini mencapai angka 89% dari total penduduk (Kemenkominfo, 2021). Hal tersebut yang kemudian menjadi faktor penting naiknya angka pengguna media sosial di Indonesia. Penggunaan gawai pintar yang diikuti dengan penggunaan media sosial yang semakin meningkat menyebabkan masyarakat menjadikan media sosial sebagai bagian esensial dari kehidupannya. Media sosial kini tidak hanya menjadi sarana penyampaian informasi, tetapi juga menjadi sarana dagang, transaksi, dan media pembelajaran. Media sosial menawarkan jangkauan informasi yang sangat luas sehingga dinilai baik dalam perdagangan maupun transaksi jual beli. Selain itu, karena situasi pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2019, penggunaan media sosial kian meningkat karena muncul kebutuhan baru bagi siswa dan tenaga pendidik untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring).
Selanjutnya, sikap masyarakat Indonesia dalam ber-sosial media akan dilihat dari seberapa banyak masyarakat Indonesia yang aktif di social media dan durasinya dalam mengakses social media. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh media Inggris, We Are Social, pada 11 Februari 2021 telah dilaporkan hasil riset mengenai pola pemakaian media sosial di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Indonesia berada pada posisi sembilan dari 47 negara yang dianalisis. Dengan rincian 170 juta orang merupakan pengguna aktif media social dari total 274,9 juta jiwa populasi masyarakat Indonesia atau sekitar 61,8% total populasi Indonesia merupakan penggunaan media social. Laporan tersebut juga memaparkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 14 menit sehari untuk mengakses media sosial. Dari laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia menyenangi untuk berinteraksi sosial di media social jika melihat begitu banyaknya pengguna aktif media social di Indonesia. Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa WhatsApp, Facebook, Instagram, TikTok, lalu Twitter merupakan daftar aplikasi social media yang paling sering digunakan masyarakat dunia. Hasil tersebut sangat wajar jika melihat kondisi nyata masyarakat Indonesia. Social media merupakan hal yang lumrah digunakan oleh mayarakat terutama di daerah perkotaan. Dalam media social setiap orang bebas untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan mengekpresikan berbagai perasaannya untuk dapat dilihat oleh semua orang yang dapat atau diizinkan untuk mengaksesnya. Dengan adanya social media, dunia informasi menjadi sangat terbuka Semua orang dapat memperoleh informasi serta bertukar pikiran dengan sangat mudah dan leluasa. Sehingga tak jarang berbagai aksi kepedulian social di masyarakat pun lahir dari interaksi di media social dengan proses penyebaran informasi yang sangat cepat dan meluas.
Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Identitas Bangsa Indonesia Adanya berbagai sikap yang dihadirkan masyarakat terhadap penggunaan media sosial menimbulkan dampak yang beragam pula. Masyarakat yang mengambil sikap bijaksana dan bertindak sesuai dengan kebutuhannya saat menggunakan media sosial akan mendapatkan dampak positif untuk dirinya sendiri maupun orang sekitarnya, tetapi begitu pun sebaliknya dampak negatif akan timbul ketika masyarakat mengambil sikap yang kurang tepat dan bertindak berlebihan. Sifat media sosial yang publik dan konvergen membuat informasi tersebar dengan mudah dan cepat. Hal ini dapat menyebabkan dampak yang ditimbulkan seorang pengguna media sosial dengan sangat mudah mempengaruhi pengguna lainnya. Dengan kemajuan teknologi, hal tersebut bukan hanya terjadi dalam satu negara, tetapi juga dapat terjadi pada lintas negara. Beberapa dampak yang timbul dari penggunaan media sosial dirasa dapat melunturkan identitas Bangsa Indonesia, seperti halnya penggunaan bahasa pada media sosial dan masuknya budaya asing melalui media sosial. Penggunaan bahasa Indonesia pada media sosial sudah terpengaruh dengan bahasa pergaulan yang melenceng dari bahasa Indonesia aslinya dan menjadikan bahasa tersebut digunakan pada kehidupan sehari-hari karena dirasa bahasanya lebih santai dan mudah untuk digunakan terlebih pada kalangan remaja. Meskipun ada pelajaran wajib di sekolah mengenai bahasa Indonesia tetapi masyarakat tetap lebih terbiasa menggunakan bahasa tersebut, tidak jarang masyarakat justru tidak mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dapat mengancam kepunahan bahasa Indonesia suatu hari nanti jika tidak sesegera mungkin dibenahi. Budaya asing yang masuk melalui media sosial sebenarnya merupakan hal yang baik jika digunakan untuk sumber ilmu pengetahuan atau untuk mencontoh sikap-sikap yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya kedisiplinan. Tetapi banyak masyarakat yang justru salah menggunakan
9 kesempatan tersebut. Dewasa ini, semakin banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia melalui media sosial malah membuat budaya Indonesia semakin hilang dan terlupakan. Pada umumnya masyarakat sadar akan dampak negatif dari media sosial, tetapi akibat dari perasaan yang menganggap bahwa media sosial adalah kebutuhan pokok menjadikan mereka tidak dapat terlepas dari media sosial. Tentu saja hal tersebut menimbulkan dampak yang buruk karena penggunaan yang berlebih dan kurang tepat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI