Lihat ke Halaman Asli

Mutia Bella

Mahasiswa

City of Philosophy: Mengenal Lebih Dekat Bangunan Bernilai Sumbu Filosofi Kraton Yogyakarta

Diperbarui: 28 Mei 2024   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc. Mutia 2024

Yogyakarta - Sumbu Filosofi Yogyakarta berupa bangunan dan vegetasi berbentuk garis lurus yang ditarik dari Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Pal Putih. Pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia di Riyadh, Arab Saudi tahun 2023, UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia. 

Doc. Infografis Sumbu Filosofi Yogyakarta

Dalam simbolisme, Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan gagasan perencanaan tata ruang yang melambangkan harmoni dan keseimbangan dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan (Hablun min Allah), manusia dengan sesama manusia (Hablun min Annas), serta manusia dengan alam. Keterkaitan dengan alam diwakili oleh 5 unsur yang membentuknya: api (dahana) berasal dari gunung merapi, tanah (bantala) berasal dari tanah Ngayogyakarta, air (tirta) dari laut selatan, angin (maruta), dan akasa (ether). 

Tugu Golong-Gilig/Pal Putih dan Panggung Krapyak adalah simbol Lingga Yoni yang melambangkan kesuburan. Disebut Tugu Golong-Gilig/Pal Putih karena berbentuk bulatan di bagian atas (Golong) dan berbentuk silindris di bagian bawah (Gilig), serta berwarna putih. Tugu ini melambangkan keberadaan sultan dalam melaksanakan proses kehidupannya sehingga Tugu Golong-Gilig juga menjadi sebagai titik pandang utama (point of view) sultan pada saat meditasi di Bangsal Manguntur Tangkil di Sitihinggil Utara. Karena ini, filosofi dibaca dari arah selatan ke utara. 

Filosofi dari Panggung Krapyak ke utara menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah, sampai melahirkan anak (sangkaning dumadi). Sebaliknya, dari Tugu Golong-Gilig menuju Kraton Yogyakarta melambangkan perjalanan hidup manusia kembali menuju Sang Pencipta (paraning dumadi). 

Mengingat Sumbu Filosofi Yogyakarta telah ditetapkan sebagai warisan dunia, Mutia Bella sebagai mahasiswa KKN-PPM UGM di bawah bimbingan Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU., mengajak warga setempat kelurahan Panembahan untuk melestarikan dan mempromosikan bangunan dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta dengan program penyusunan kerangka bangunan pada papan informasi 'City of Philosophy Yogyakarta' pada Teras Baca. 

Doc. Mutia 2024

Untuk mewujudkan program tersebut, tim KKN-PPM UGM meletakkan Teras Baca di Rumah Budaya Siliran, Panembahan yang diisi dengan majalah dinding, dan papan berisi informasi Sumbu Filosofi Yogyakarta. Kegiatan diawali dengan koordinasi, penyusunan dan kerangka bersama, serta peletakkan papan pada Teras Baca. "Kami tim KKN-PPM UGM mengharapkan Teras Baca ini menjadi salah satu tempat yang dapat memfasilitasi tamu, pendatang baru atau turis agar dapat menggencarkan sejarah Sumbu Filosofi Yogyakarta. Dan mungkin nanti dapat dikembangkan menjadi tempat wisata edukasi menarik" ujar Mutia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline