Lihat ke Halaman Asli

Mutia Auliya

Mahasiswa

Kesenian Kuda Lumping Dusun Jingkol Meriahkan Acara Perpisahan Mahasiswa KKN 30 Unwahas

Diperbarui: 30 Agustus 2023   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam Perpisahan Mahasiswa KKN 3O Unwahas

Acara perpisahan mahasiswa KKN 30 Unwahas di Dusun Jingkol turut dimeriahkan oleh pentas seni kuda lumping "Kartiko Kridho Bekso" dari Dusun Jingkol, Desa Kedungboto, Kecamatan Limbangan.

Kesenian Kuda Lumping "Kartiko Kridho Bekso" dari Dusun Jingkol

Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang, sehingga pada masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.

Acara perpisahan mahasiswa KKN 30 Unwahas ini dilaksanakan pada hari Senin, 21 Agustus 2023 pada pukul 19.30. Ibu Kepala Desa Kedungboto, jajaran Perangkat Desa, dan warga setempat Dusun Jingkol turut hadir untuk memeriahkan acara tersebut.

Pembagian Juara Lomba Perayaan HUT RI

Di malam itu tak hanya ada pagelaran kesenian kuda lumping saja, melainkan terdapat acara pembagian juara lomba perayaan HUT RI yang telah dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Agustus 2023 kemarin dan juga acara malam perpisahan dengan warga desa. Mahasiswa Unwahas berbaris rapi untuk bersalaman dengan maksud untuk berterimakasih karena telah diterima dan di izinkan untuk melaksanakan KKN di Desa Kedungboto selama satu (1) bulan.  

Mahasiswa juga tak lupa untuk  memohon maaf dengan seluruh warga  yang turut hadir di malam itu apabila terdapat perilaku dan tutur kata yang mungkin terlihat kurang baik di mata warga. Raut sedih dan haru menghiasi wajah para warga dan juga mahasiswa yang terlihat sangat berat untuk meninggalkan Desa Kedungboto. 

Acara demi acara telah dilalui pada malam perpisahan tersebut dan semuanya berjalan dengan baik dan lancar .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline