Lihat ke Halaman Asli

Konflik Antar SARA yang Kian Menyudutkan Kaum Minoritas

Diperbarui: 19 April 2016   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: kotektik.blogspot.com"][/caption]Beberapa bulan belakangan ini, gencar beredar di berbagai sosial media maupun di lingkungan sekitar tentang perlawanan terhadap pemimpin Non Muslim yang kebetulan mempunyai keturunan Tionghoa sebagai kaum minoritas di Indonesia. Sebut saja Gubernur DKI Jakarta saat ini yaitu Basuki Tjahaya Purnama yang biasa dikenal dengan sebutan Ahok. Kiprahnya sebagai gubernur memang tidak disangka karena Ahok bukanlah orang nomor satu  yang diharapkan memimpin Jakarta sebelumnya, Ahok adalah sebagai pengganti dari gubernur sebelumnya Joko Widodo yang kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Berbagai tudingan miringpun kerap mengalir deras dari lawan politik atau bahkan warga yang tidak menyukai kepemimpinannya. Sayangnya issue yang dijadikan alasan mereka begitu menghujat Ahok karena beliau adalah Non Muslim yang berketurunan Tionghoa pula. Sehingga sangat mudah bagi para pembencinya untuk mencaci maki bahkan menghujat dengan berbagai cara. Dari dalil agama sampai dengan fitnah korupsi dan sebagainya. Lantas apakah mereka tidak mencoba untuk melihat sisi lain dari hasil kerja yang telah dilakukan Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ?

Coba lihat sebagian kecil hasil kerja Ahok yang tidak dilakukan oleh gubernur DKI sebelumnya :

1.       Penertiban PKL di Tanah Abang

Seperti warga Jakarta tahu bahwa Tanah Abang adalah pusat belanja grosir pakaian beserta aksesorisnya yang terbesar di Asia. Namun predikat terbesar itu tidak diimbangi dengan ketertiban para pedagang kaki lima (PKL)  dan pembelinya. Namun dengan ketegasan Ahok, mampu mentertibkan PKL tersebut. Meskipun dengan banyak perlawanan. Alhasil apa yang Pasar Tanah Abang terlihat lebih teratur dan rapih dan kemacetanpun mulai berkurang.

[caption caption="merdeka.com"]

[/caption]2.       Mengatasi banjir dan kebersihan di Jakarta yang kerap menjadi berita buruk bagi warga Jakarta.

Dengan sigap Ahok memerintahkan aparatnya menghadapi banjir di rumah pompa di Waduk Setiabudi Timur. Ahok juga mengandalkan penggunaan CCTV di setiap rumah pompa yang dapat segera dipantau dari ruang kerjanya. Agar lebih cepat untuk diketahui dan atasi. Ahok  dengan segera memperbaiki pompa, pembersihan saluran air, dan pengerukan sungai (normalisasi).

Hal tersebut belum cukup membuat Ahok berpuas diri,  petugas kebersihan yang ada saat ini dianggap belum memberikan hasil yang optimal sehingga Ahok mempekerjakan petugas harian lepas berseragam oranye (Tim Oranye). Tugasnya tidak hanya membersihkan sampah, pekerjaan lain seperti membantu mengevakuasi pohon tumbang, memperbaiki jalan yang rusak, hingga membongkar bangunan yang dianggap mengganggu juga dilakukan petugas Pelayanan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

[caption caption="bijaks.net"]

[/caption]3.       Pelayanan di Kelurahan dan Kecamatan yang lebih baik dengan meluncurkan PTSP.

Jasa pelayanan di kantor kelurahan dan kecamatan di Jakarta telah dirombak menjadi Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Pemprov DKI Jakarta juga sedang mengadakan perombakan besar-besaran di tingkat eselon III dan IV. Perombakan ini juga sejalan dengan kepentingan PTSP. Dengan adanya sistem ini akan memudahkan jalur pengurusan surat-surat atau perizinan yang sebelumnya membutuhkan regulasi panjang dan makan waktu lama dan memotong jalur calo yang kerap meresahkan warga DKI Jakarta dengan biaya yang cukup tinggi. Hal ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi warga yang sebelumnya enggan untuk mengurus sendiri segala kegiatan yang berhubungan dengan kelurahan dan kecamatan.

[caption caption="google"]

[/caption]Demikianlah sebagian kecil dari prestasi yang telah dilakukan Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang belum pernah dilakukan oleh gubernur sebelumnya. Lantas masih kah kita menghujat Ahok karena dia bukan Islam dan berketurunan Tionghoa ? Sepertinya picik sekali jika kita hanya melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda dari kaum mayoritas Muslim di Indonesia. Memang harus diakui bahwa Ahok bukanlah sosok yang sempurna dan bukan pula yang terbaik untuk saat ini, tapi setidaknya dia sudah memberikan yang terbaik untuk tugas yang diembannya sebagai gubernur.

Bila sentimen agama dan keturunan selalu dijadikan dasar untuk menilai seseorang baik atau tidaknya dalam bertindak. Apakah harus dengan cara menghujat dan menebarkan kebencian agar orang lain menjadi menganut hatters yang sama dengan kita ? Lalu sampai kapan kebencian atas perbedaan itu akan reda ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline