Lihat ke Halaman Asli

Siswa siswi MAN Tuban Berlomba-lomba Baca Kitab Kuning

Diperbarui: 6 Februari 2016   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kepala sekolah MAN Tuban beserta Waka Kurikulum saat pembukaan pelatihan baca kitab kuning"][/caption]Tuban. Ada tradisi menarik yang terus dipegang teguh MAN Tuban selama kegiatan belajar mengajar. MAN Tuban tidak hanya mengajarkan pelajaran-pelajar umum saja, untuk menjaga konsistensi dalam bidang agama MAN Tuban mengadakan pelatihan baca kitab kuning (5/2/16). tradisi membaca kitab kuning yang terus dilakukan di sekolah yang terletak di jalan Hos Cokroaminoto itu menjadi daya tawar tersendiri kerena adanya integrasi keilmuan di MAN Tuban. Pelatihan baca kitab kuning ini bekerjasama dengan pondok pesantren tertua di bumi wali yaitu Ponpes langitan.

Kepsek MAN Tuban, Saifuddin Yulianto,S.Ag, M.Pd.I mengatakan, siswa sangat antusias mengikuti pelatihan kitab baca kitab kuning tersebut, dan mengharapkan siswa siswi yang mengikuti pelatihan baca kitab kuning selalu mempunyai mimpi untuk mewujudkan masa depan, karena saya yakin di wajah anda saya titipkan masa depan bangsa, karena bangsa hari ini membutuhkan ulama yang intelek, intelek yang ulama, tandasnya dalam pembukaan pelatihan.

MAN Tuban sebelumnya juga mengirim siswa ke Pondok pesantren salaf di kec.Plumpang selama 20 hari ditahun pelajar 2014/2015. Mereka belajar Bahasa Arab, belajar kitab kuning, mulai jurumiyah, fathul qorib dan kitab kuning yang lain.tutupnya

Mengaji kitab kuning itu, maka siswa dapat mengetahui lebih detail bagaimana soal rukun Islam yang dijabarkan dalam kitab tersebut. “Kitab ini kan berisi wasiat Nabi Muhammad SAW kepada menantunya, yaitu Sayyidina Ali. Bagaimana salat, puasa, zakat, haji dan sebagainya,” kata ustadz samsul yang menjadi salah satu ustadz dalam pelatihan tersebut.

Ketua pelaksana pelatihan baca kitab kuning Ustadz Ali Musafa’ menambahkan, untuk mengaji kitab kuning dijadwalkan berlangsung dua sesi yakni selesai pulang sekolah yaitu dihari jum’at dan sabtu. Pada awalnya tetap diawali dengan tadarus Alquran lebih dulu. “Pukul 07.00 tadarus dulu kemudian dilanjutkan kegiatan belajar mengajar seperti biasa , setelah pulang sekolah mengaji kitab kuning hingga pukul 14.30 katanya. Menurutnya, untuk belajar mengaji kitab kitab kuning, dibutuhkan waktu 10 hari. Para guru yang mengampu pelajaran atua ustadz tetap memperhatikan qowaid maupun ilmu nahwu sharaf dari bahasa Arab yang tertera dalam kitab.(red/Ulum)

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline