Lihat ke Halaman Asli

Dodi Muthofar Hadi

Manjadda Wajadda

Berhentilah Menjadi Oknum Manusia

Diperbarui: 16 Oktober 2015   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber ilustrasi : www.anneahira.com"][/caption]

Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk beribadah kepada-Nya saja tanpa mensekutukan-Nya apalagi melanggar perintah-Nya dan menjalankan larangan-Nya. Maka karena perbuatan manusia yang sudah diluar tugas pokoknya itu manusia tersebut sudah tidak layak disebut sebagai manusia, namun dia menjadi oknum manusia. Oknum adalah istilah untuk yang menyimpang dari komunitasnya, yang melanggar aturan untuk komunitasnya dan merugikan komunitasnya sehingga tidak layak lagi menjadi bagian dari komunitasnya.

Seorang oknum akan bisa kembali kepada komunitasnya apabila kesalahan-kesalahannya sebagai oknum sudah dimaafkan baik oleh Tuhan maupun oleh sesamanya. Dalam hal ini maka seorang oknum manusia akan bisa diterima kembali sebagai bagian dari manusia apabila perbuatannya sebagai oknum sudah dia sesali, dan dia si oknum juga harus sudah bertaubat atas kesalahannya itu kepada Tuhan sehingga bisa kembali disebut sebagai bagian dari manusia. Contoh sudah diberikan oleh Tuhan sejak awal pertama manusia Tuhan ciptakan, dan bagaimana proses dia kembali sebagai manusia.

Di dalam contoh yang Tuhan berikan itu bahwa di saat manusia melakukan penyimpangan dari tupok (tugas pokoknya) dia secara fisik tidak berubah menjadi makhluk lain. Dia secara fisik masih tampak sebagai sosok manusia, namun hanya perbuatannya yang menyimpang dari tugas pokoknya itulah yang menjadikan dia disebut keluar dari sifat dasar kemanusiaan dan menjadi oknum manusia. Sehingga sesama manusia tidak boleh saling mencurigai tanpa bukti yang jelas apalagi menuduh kepada manusia yang lain sebagai oknum manusia. Namun sebagai sesama manusia harus saling kenal mengenal dan tolong menolong dalam beribadah kepada Tuhan, karena meskipun manusia itu satu jenis namun berbeda-beda suku, bangsa, dan bahasanya.

Adam as yang Allah SWT ciptakan tanpa perantara ayah dan ibu, murni hasil kreasi dari Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan makhluk sesuai dengan kehendak-Nya hanya dengan mengucapkan "KUN, FAYAKUN" yang artinya "Jadi, maka Jadilah". Setelah Adam as diciptakan secara fisik sebagai manusia, dan diberi tambahan ruh maka sempurnalah dia sebagai manusia yang hidup sebagai manusia yang akan diberi tugas oleh Tuhan untuk beribadah kepada-Nya dan sebagai kholifah-Nya (wakil-Nya). Dan diciptakan sebagai pasangannya adalah Hawa. Kenapa dinamakan Hawa? Karena ia merupakan ibu para manusia kecuali Adam. Karena Hawa berasal dari akar kata ‘Hayun’ yang artinya hidup. Dan Adam dinamakan Adam, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq bahwa Adam berasal dari akar kata: ‘Adim’ yang artinya bagian permukaan tanah. Karena Adam memang diciptakan dari sari pati tanah sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Suci.

"sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tiin: 4) 

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

 

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ

“Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam.” (QS. Al Isra [17]: 70)

 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ – [البقرة/30

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline