Lihat ke Halaman Asli

Dodi Muthofar Hadi

Manjadda Wajadda

Menghubungkan Pembunuhan JFK, dan G-30/S

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pembunuhan pertama manusia oleh manusia dilakukan pada zaman Nabi pertama umat manusia, Nabi Adam, yaitu pembunuhan Habil oleh Qobil.

Niat membunuh dalam diri Qobil disebabkan Qobil ingin istri yang cantik, berkulit putih seperti dirinya. Karena Qobil sudah dijodohkan oleh ayahnya, Nabi Adam, agar menikah dengan saudara kembar Habil, yang berkulit hitam.

Maha benar Allah swt, Allah swt menciptakan manusia dalam perbedaan warna kulit, suku, dan bahasa, dari sepasang manusia yang Allah swt ciptakan, yaitu Adam dan Hawa.

Qobil sudah menolak perintah ayahnya untuk menikah dengan kembarannya Habil, dan bersikeras menikah dengan saudara kembarnya sendiri.

Apa yang membedakan kembaran Qobil dengan kembaran Habil?

Adam dan Hawa dikaruniai Allah swt anak-anak yang terlahir selalu kembar, laki-laki dan perempuan. Anak kembar itu lahir bukan hanya dari satu rahim saja, seperti saudara kandung, tetapi juga jarak kelahiran mereka adalah dekat karena mereka dikandung oleh ibunya dalam masa kandungan yang sama namun keluar dari rahim satu persatu (dalam waktu yang berbeda, paling lama selisih 1 – 2 hari/dalam beberapa hari).

Sedang saudara kandung Qobil, yang bukan saudara kembarnya, adalah lahir dari Ibu Hawa, namun masa kehamilannya memiliki rentang waktu yang berbeda, 1 atau 2 tahun, bahkan lebih.

Dalam tradisi manusia, yang dinamakan kakak yang terlahir kembar adalah yang terlahir terakhir, sedangkan yang dinamakan adik yang terlahir kembar adalah yang terlahir pertama.

Namun dalam persaudaraan kandung bukan kembar, yang dinamakan kakak adalah yang terlahir pertama, dan adik kandungnya adalah yang dilahirkan sesudahnya oleh ibu kandung yang sama.

Misteri pembunuhan Habil oleh Qobil diungkap dalam Al Quran, untuk selengkapnya baca Al Quran.

Pembunuhan Kedua dan seterusnya sudah mencapai angka berapa banyak tidak terdeteksi, jadi untuk selanjutnya adalah misteri yang juga menjadi berita, yaitu kematian Jhon F Kennedy.

Jhon F Kennedy (JFK) adalah sahabat dekat Ir Soekarno, Presiden RI. Presiden Soekarno adalah presiden RI pertama yang memutuskan untuk tidak mengakui Negara Israel. Pada tahun 1963, JFK ditembak dalam sebuah mobil yang dikendarainya sebagai penumpang disebelah kanan istrinya.

Mobil yang dikendarai JFK adalah sedan terbuka, dan JFK tertembak di bagian leher dekat kepala.

Sebagai pemimpin JFK, punya pengikut, namun pembunuhan itu menjadi misteri apalagi dihubungkan dengan pilihannya dekat dengan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Ir Soekarno.

Tahun 1965, RI diguncang oleh peristiwa pembunuhan 6 pati (perwira tinggi) dan 1 pama (perwira pertama). Mereka perwira tinggi yang dibunuh adalah Ahmad Yani, DI Panjaitan, Sutoyo Siswomiharjo, MT Haryono, Suprapto, dan S. Parman. Satu perwira pertama yang terbunuh adalah Piere Tendean. Dan dalam hari itu, ikut juga dibunuh adalah Ade Irma Suryani Nasution (anak dari Nasution, perwira tinggi yang dapat meloloskan diri dari pelaku-pelaku pembunuhan), dan Karel Sasuitubun (seorang bintara polisi yang menjaga kediaman Menlu Leimena, tetangga dari pati Nasution).

Di Yogyakarta dua orang perwira menengah (pamen) juga di bunuh pada Oktober 1965, mereka adalah Katamso, dan Sugiono.

Setelah peristiwa pembunuhan-pembunuhan pada Oktober 1965 di RI, Ir Soekarno dalam posisi yang terjepit, antara memusuhi AS (yang dipimpin pengganti JFK, Lindhon Jhonson) dan menjadi penengah dalam konflik kepentingan di dalam negeri.

Peristiwa pembunuhan JFK, tahun 1963 dan peristiwa pembunuhan prajurit TNI di RI, tahun 1965 sangat berdekatan. Setelah JFK dibunuh, AS memutuskan hubungan dengan Ir Soekarno, dan membangun pangkalan militer di Asia termasuk Malaysia. Ir Soekarno tidak menyetujui rencana AS, dan mengeluarkan perintah Ganyang Malaysia, sebagai bentuk perlawanan terhadap AS.

Peperangan antara Malaysia dan Indonesia sudah berlangsung, dan banyak prajurit serta sukarelawan yang berangkat berperang melawan Malaysia diperbatasan Kalimantan.

AS yang dipimpin Jhonson, tidak suka dengan Ir Sukarno yang toleran terhadap komunis seperti halnya JFK.

Prajurit-prajurit yang pergi berperang di Kalimantan tidak mendapatkan support yang cukup untuk dapat memenangkan pertempuran, akhirnya banyak yang tertangkap dan dihukum mati di Malaysia.

Prajurit-prajurit TNI, baik tingkat perwira tinggi maupun bawahan mengalami konflik interest, ada yang mendukung perang melawan Malaysia dan ada yang tidak mendukung perang melawan Malaysia.

Prajurit-prajurit yang mendukung perang maka mereka identik dengan Ir Sukarno dan Partai Komunis Indonesia. Sedangkan yang tidak setuju perang melawan Malaysia identik dengan anti Sukarno dan anti PKI.

Dalam waktu dua tahun konflik dengan Malaysia belum selesai, hingga muncul prajurit-prajurit yang kecewa kemudian mengambil prajurit-prajurit lainnya untuk dibunuh, dengan sandi gerakan G-30/S.

Prajurit-prajurit yang kecewa itu dipimpin oleh seorang pamen yaitu Untung. Dia mengumumkan bahwa G-30/S adalah gerakan membersihkan Dewan Jenderal yang akan mengkudeta Ir Sukarno. Dan mengumumkan bahwa siapapun harus bergabung dengan G-30/S, dan berhak menyandang kepangkatan militer, dengan pangkat tertinggi Letnan Kolonel.

Beberapa analisa mengatakan bahwa:

1.G-30/S adalah murni konflik interest di TNI

2.G-30/S adalah didalangi oleh PKI-China-Uni Soviet (komunis)

3.G-30/S adalah didalangi AS

Dan beberapa analisa mengatakan pada pembunuhan JFK, bahwa:

1.Pembunuhan JFK adalah konflik Interes AS (elit politik)

2.Pembunuhan JFK adalah didalangi oleh Jaringan Komunis Internasional (Uni Soviet-China)

Perbedaan pada analisa pembunuhan JFK dan pembunuhan prajurit TNI di RI adalah pada konflik interesTNI. Namun kenyataan mengatakan bahwa di dalam TNI ada kecemburuan antara prajurit lulusan kursus/sekolah di AS, dan yang tidak kursus/sekolah di AS.

Untung dan prajurit yang kecewa adalah prajurit-prajurit yang tidak sekolah/kursus di AS, dan prajurit-prajurit yang dibunuhnya adalah prajurit-prajurit yang sekolah/kursus di AS.

Perbedaan tempat mereka sekolah/kursus menyebabkan haluan politik yang berbeda, dan tentu kedekatan, serta loyalitas yang berbeda.

Para prajurit lulusan AS seperti Ahmad Yani adalah Menteri Panglima AD, dan Piere Tendean Ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan, dinilai tidak sepenuhnya mendukung perang melawan Malaysia. Sedangkan AH Nasution sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan bersikap ditengah-tengah, padahal sudah jatuh korban jiwa di pihak RI dalam perang melawan Malaysia.

Tapi kemungkinan dari analisa lainnya adalah pembunuhan JFK 1963 dan pembunuhan prajurit TNI 1965 adalah ulah spionase Israel. Karena RI yang dipimpin Ir Soekarno tidak mengakui Negara Israel sebagai sebuah Negara dan JFK adalah sahabat dekat Ir Soekarno yang sudah mempersiapkan program kerjasama RI-Amerika.

Wallahua’lamubishowab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline