Saya sebenarnya ingin menulis tentang makna sebuah bingkai dan isinya yang sebelumnya tidak ada kaitannya dengan Qori Sandrioriva, Puteri Indonesia 2009 dari NAD.
Dalam perjalanan saya mengantar ayah syawalan hari ini, saya berpapasan dengan beberapa wanita. Ada yang berjilbab dan ada yang tidak berjilbab. Sambil berkendaraan bermotor tiba-tiba terlintas dalam pikiran saya "Tubuh itu akan terpisah dengan jiwanya, dan siapa yang menghuni surga dengan tubuhnya yang masih muda?".
Pertanyaan itu tidak bisa saya temukan jawabannya, hingga saya dan ayah saya pulang dari syawalan. Setelah sholat dhuhur saya melihat berita TV, kemudian berniat untuk istirahat siang. Sebelum istirahat saya menengok ke kamar adik saya, siapa tahu adik saya tidak membawa laptop ke kampus.
Dan ternyata laptop ada dimeja belajar adik saya, sampailah saya membaca artikel berjudul "Dari Jilbab ke Bikini, Qory Sandrioriva". Sampai disitu saya menuliskan jawaban atau komentar dan saya tulis dalam komentar saya di artikel tersebut.
Komentar tersebut adalah tentang kecurigaan orang-orang Indonesia terhadap wanita berjilbab di era orde baru yang menyebabkan wanita saat ini dalam fitnah. Pada era orba tersebut ada larangan berjilbab dan disebarkan bentuk kecurigaan kepada perempuan berjilbab sebagai pencuri, pembohong, dll. Hingga pada era reformasi, birokrasi pemerintah RI memberikan kebebasan kepada WNI untuk berjilbab. Namun ini adalah salah satu strategi birokrasi pemerintah RI yang tidak ingin WNI muslim baik akhlaknya.
Pada era reformasi ini lembaga-lembaga pemerintah banyak yang mengajukan untuk menjadikan jilbab sebagai seragam, dan ada juga yang masih menolak pemakaian jilbab di sekolah ataupun lembaga pemerintah/negara. Apalagi dilembaga swasta, "lo lo gue gue", "lo mau makan silahkan ikut kalau gak mau jangan ribut". Sehingga banyak beredar video, foto dan berita-berita pornografi oleh WNI yang berjilbab baik dilembaga swasta mapun negeri. Bahkan pada lembaga swasta seperti televisi tidak ada acara yang tidak mempertontonkan tubuh wanita. Kembali kepertanyaan saya, maka jawabannya adalah maut atau mati bagi seorang muslim. Kenapa ada kata bagi seorang muslim karena pertanyaan saya sampai pada yang akan menghuni surga. Apakah muslim? Muslim adalah orang yang bersyahadat dan tidak mensekutukan Allah swt sampai mati menjemputnya.
Mati adalah penghalang antara tubuh dengan jiwa/ruh berkumpul. Tubuh yang masih memiliki ruh/jiwa disaat keindahan tubuhnya ada yang luka maka jiwa/ruh beserta tubuh akan merasakan sakit begitupun saat diberi masker/pelembab, jiwa/ruh beserta tubuh akan merasakan senang. Namun disaat ruh/jiwa sudah lepas dari tubuh, maka sekalipun dipotong anggota tubuh itu ruh/jiwa tidak akan merasakan sakit begitu pula tubuh akan tetap diam. Seorang nenek menangis karena Rasullullah saw bercanda kepadanya bahwa tubuh seperti nenek ini tidak ada di surga, dan Rasullulah saw memberikan keterangan bahwa yang akan ada di surga adalah tubuh muda yang segar tidak keriput seperti nenek. Artinya proses perubahan usia sampai nenek-nenek/kakek-kakek hanya terjadi sekali di dunia. Tidak ada artinya menghentikan laju usia dan perubahan tubuh karena itu adalah takdir. Sedangkan siapa yang menolak takdirnya dia termasuk tidak beriman.
Mahkota dalam bahasa bunga adalah keindahan, dia adalah lembaran terluar dari bunga. Bukan hanya rambut yang disebut mahkota, namun tubuh adalah mahkota yang terlihat bagi manusia. Karena tubuh itu sebagai mahkota maka untuk menjaganya perlu ditutup, dan penutupnya berupa pakaian. Keelokan tubuh tidak untuk dipertontonkan, karena sejarah sudah mencatat bahwa wanita-wanita yang melihat keindahan tubuh Yusuf mengiris-iris jari jemarinya sendiri karena terpesona. Di era sekarang mempertontonkan tubuh tidak dilarang, sama seperti zaman nabi Yusuf. Namun zaman sudah berganti, sekarang adalah zaman dimana ajaran islam sudah sempurna disampaikan oleh nabi Muhammad saw. Sehingga banyak diantara WNI yang menjadi pemeluk agama islam ini.
Kembali kepada jilbab, jilbab itu adalah busana/pakaian bukan makhluk hidup yang bisa dimintai pertanggungjawaban. Manusia yang dimintai pertanggungjawabannya adalah mata, hati, telinga dan mulut. Sedangkan tubuh yang indah akan menjadi sasaran pembalasan dari Allah swt. Allah swt tidak akan membedakan jenis kulit, warna rambut, bentuk tubuh dari manusia, Allah swt hanya membedakan manusia dari akhlaknya. Akhlak merupakan bentuk dari amal perbuatan, sehingga manusia dikategorikan berakhlak baik atau berakhlak buruk.
Jilbab adalah sarana untuk beribadah, manusia yang beribadah karena jilbab adalah musrik atau menyekutukan Allah swt dengan jilbab. Sedangkan untuk berakhlak baik manusia harus beribadah karena Allah swt, yaitu karena Allah swt memerintahkan atau karena Allah swt melarang mengerjakan. Apalagi jika beramal karena manusia itu juga musrik karena mensekutukan Allah swt dengan manusia yang berarti berakhlak tidak baik. Manusia yang berakhlak tidak baik misalnya musrik maka tubuh yang indah itu akan merasakan hasil perbuatannya di neraka jahanam di akhirat. Dimana tubuh dan jiwa/ruh dipertemukan kembali dan diberikan siksa oleh Allah swt karena telah musrik selama menjalankan hidupnya di dunia. Niat adalah penentu nilai dari ibadah, dan Allah swt akan mengetahui apa yang manusia niatkan. Silahkan berjilbab namun jangan sampai beribadah karena jilbab, selain itu jangan sampai beribadah bukan karena Allah swt karena akan menjadikan seorang manusia menjadi musrik sekalipun dia berjilbab.
Website saya: http://www.umrohoffline.blogspot.com