Jumat, 20/7. Sampah masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan di berbagai tempat. Begitu pula di Dusun Sawur, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh. Sebagian besar masyarakatnya masih tidak mengelola sampah yang dihasilkan. Sampah masih dibakar didepan rumah setiap pagi oleh warga. Oleh karena itu, Muthia Zahra mahasiswa KKN Tim II UNDIP Desa Gunung Tumpeng dari Departemen Teknik Lingkungan berinisiasi untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada ibu-ibu PKK Dusun Sawur mengenai pengelolaan sampah organik dengan metode Keranjang Takakura.
Metode Keranjang Takakura adalah sebuah cara mengelola sampah organik yang nantinya dijadikan kompos organik. Bahan-bahan untuk membuat Keranjang Takakura mudah didapatkan seperti keranjang berongga yang memiliki tutup, pupuk organik, sampah organik (sisa sayur dan buah), serbuk kayu, EM4, dan sekam padi. Cara pembuatannya juga mudah yaitu dengan menempelkan kardus bekas di pinggiran dan dasar serta tutup keranjang. Kemudian membuat bantal sekam lalu bantal sekam diletakkan di dasar keranjang. Setelah itu serbuk kayu, pupuk dan sampah organik serta EM4 dimasukkan kedalam keranjanhg dan dicampur rata. Kemudian diatasnya diletakkan bantal sekam kembali kemudian ditutup. Kompos organik didalam Keranjang Takakura akan matang dalam 7-14 hari ketika suhu didalam kompos mulai terasa panas.
Materi tersebut disampaikan kepada sekitar 40 ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi PKK Dusun Sawur. Penyampaian materi berlangsung lancar, dengan adanya peragaan pembuatan Keranjang Takakura pun menjadikan materi lebih mudah dipahami oleh para hadirin. Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan pelatihan tersebut warga Dusun Sawur, Desa Gunung Tumpeng tidak lagi membakar sampah dan dapat mengelola sampah yang dihasilkan menjadi sesuatu yang bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H