Gresik - BBK (Belajar Bersama Komunitas) 3 Universitas Airlangga sukses gelar Sosialisasi terkait Eco-Enzyme di SMP Citra Adikarya, yang bertempat di Dusun Pengalangan, Desa Pengalangan, Menganti, Gresik. Sosialisasi ini diadakan pada Senin (29/1/2024), dengan judul kegiatan "Biosolusi: Menggagas Kesadaran Lingkungan Melalui Eco-Enzyme". Kegiatan sosialisasi yang dilancarkan oleh Kelompok BBK 3 Unair di Desa Pengalangan ini bertujuan untuk membentuk kesadaran pada para siswa dan juga guru terhadap lingkungan terlebih sampah.
Permasalahan sampah sendiri masih menjadi ancaman utama dalam kesehatan lingkungan. Pertumbuhan populasi yang pesat dan gaya hidup konsumtif telah membawa dampak besar terhadap peningkatan volume sampah. Selain itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang tepat juga menyebabkan masalah pencemaran lingkungan dan kerugian biodiversitas. Untuk itu, perlu adanya kesadaran tinggi dari generasi muda dalam meminimalisir dan mengelola lingkungan. Kesadaran ini mengajarkan tanggung jawab terhadap lingkungan, mengurangi dampak negatif sampah, dan mengenalkan gaya hidup berkelanjutan untuk menjaga bumi bagi generasi mendatang.
Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2022, volume sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 35,92 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 21,92% dari tahun sebelumnya yang mencapai 29,46 juta ton pada tahun 2021. Dalam kategori jenis sampah, sampah sisa makanan mendominasi dengan menyumbang 40,64% dari total sampah nasional. Pembusukan sisa makanan tersebut dapat menghasilkan gas metana, yang merupakan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Sehingga, ketika sampah sisa makanan tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bahaya jangka panjang.
Dengan demikian, pengelolaan sampah menjadi eco-enzyme merupakan solusi inovatif yang dapat mengubah limbah organik menjadi sumber daya yang bernilai. Eco-enzyme, yang dikenal juga sebagai cairan fermentasi alami, dapat diproduksi dengan menggunakan bahan sederhana seperti sisa-sisa buah, sayur, dan gula. Proses fermentasi ini menghasilkan cairan yang kaya akan enzim dan mikroorganisme bermanfaat. Eco-enzyme memiliki berbagai manfaat, termasuk sebagai pembersih ramah lingkungan, pupuk organik, dan pengganti bahan kimia berbahaya.
Dengan mendorong praktik pengelolaan sampah yang berfokus pada produksi eco-enzyme, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif sampah organik, tetapi juga menciptakan solusi berkelanjutan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Selain itu, dengan mengurangi pembuangan sampah organik ke lahan pembuangan sampah, kita dapat melindungi keanekaragaman hayati di darat serta menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan demikian, penerapan ekoenzim dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian target SDG's 15 untuk menjaga dan memulihkan ekosistem darat.
Sehingga dalam memberikan kontribusi terhadap SDG's di Indonesia saat ini, mahasiswa BBK 3 Unair mengadakan sosialisasi mengenai pengolahan limbah buah menjadi eco enzyme. Kegiatan ini melibatkan partisipasi siswa-siswi kelas 7 SMP Citra Adikarya sebagai peserta, dan mereka diajak untuk berpartisipasi dalam praktik pembuatan eco-enzyme bersama mahasiswa BBK 3 Unair Pengalangan serta Ibu Indarti.
Harapannya, melalui kegiatan ini, akan terjadi perubahan perilaku positif di kalangan siswa-siswi SMP Citra Adikarya di Desa Pengalangan terkait pengolahan sampah organik. Diharapkan bahwa perubahan perilaku ini akan berdampak positif pada perbaikan kualitas lingkungan hidup di Desa Pengalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H