Lihat ke Halaman Asli

Jauh-Jauh Cari Stoicism, di Islam Sudah Ada!

Diperbarui: 4 Februari 2023   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pexels/Pixabay)

Stoicism atau stoikisme adalah salah satu aliran filsafat yang fokus pada bagaimana memunculkan kebahagiaan dalam diri manusia. Filosofi stoic berevolusi dari waktu ke waktu. Yang pada kelahirannya fokus pada logika dan fisik, kini beralih ke hal-hal yang bersifat psikis seperti ketenangan dan kesejahteraan. Sehingga para stoic (penganut filosofi stoicism) tidak hanya membenarkan ide-ide filosofisnya saja namun juga mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Prinsip utama filsafat ini diantaranya adalah:

1. Memisahkan antara apa-apa dalam kehidupan ini yang tidak dapat dikendalikan dan apa-apa dalam kehidupan yang bisa dikendalikan. Yang kemudian menjadi ruang bagi manusia untuk memilih. Karena ada banyak hal dalam kehidupan yang ada di luar kendali manusia, maka jika manusia mengkhawatirkan hal tersebut akan menyebabkan kehidupan yang kurang produktif, tidak rasional dan membuang-buang energi. Energi yang ada sebaiknya digunakan untuk fokus pada upaya pencarian solusi dari masalah dibandingkan pada masalah itu sendiri. 

2. Menahan diri dari gaya hidup konsumtif demi mengendalikan dorongan ketidakpuasan atas apa yang sudah dimiliki. Banyak orang menginginkan benda-benda yang tidak mereka miliki dan dampaknya adalah membuat manusia tidak mensyukuri apa yang mereka miliki. Kepemilikan akan mengarahkan kepada keinginan untuk memiliki yang lebih dan akan terus seperti itu. Karena itu para stoic mencoba meningkatkan kesadaran akan apa yang dimiliki agar melahirkan rasa syukur. Beberapa stoic bahkan membiasakan untuk puasa beberapa hari dalam satu bulan untuk menahan keinginan konsumtif dan menyadari rasa lapar.

3. Memento mori atau mengingat bahwa hidup akan berakhir dengan kematian. Dengan selalu mengingat kematian, manusia akan terdorong untuk selalu bersyukur dan fokus pada tindakan-tindakan bijak. Karena itu pula kekayaan dan kemakmuran bukan menjadi yang penting, melainkan memiliki karakter baik adalah yang utama. Seseorang telah menjalani kehidupan yang baik jika ia telah behave virtuously atau berperilaku bijak, berbudi luhur, saleh maka ia tidak perlu mengkhawatirkan apa yang terjadi diluar dirinya terutama apa yang ada diluar kendalinya.

Konsep Stoicism dalam Islam

Hal pertama yang diajarkan kepada muslim sejak kecil adalah rukun iman. Yaitu mengenai apa saja yang harus kita percayai dan yakini. Salah satu hal yang harus diyakini adalah qada dan qadar atau takdir. 

Dalam Islam, ada dua area besar dalam kehidupan manusia yakni area dimana manusia dapat memilih tindakan-tindakannya (ikhtiar) dan area dimana manusia tidak dapat memilih apa yang terjadi dalam kehidupannya (takdir). Pernahkah kita memilih satu diantara dua atau lebih pilihan dalam hidup kita? Pernahkah kita mengalami kegagalan meskipun kita sudah melakukan upaya yang optimal? Pernahkah kita mendapatkan keberuntungan yang tidak pernah diduga/direncanakan sebelumnya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini merupakan bukti eksistensi dua area dalam kehidupan manusia. 

Lalu bagaimana pedoman Islam untuk manusia dalam menyikapi dua area tersebut?

Area Ikhtiar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline