Lihat ke Halaman Asli

Terminasi

Diperbarui: 9 Mei 2017   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap manusia pastinya mempunyai masala di dalam hidupnya, bermacam-macam pula masalah yang dihadapinya dan bermacam-macam cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalahnya. ada yang cuhat dnegan orang terdekatnya, mendatangi konselor, dan sebagainya. Sebenarnya ada perbedaan saat kita curhat dengan orang terdekat dengan kita mendatangi konselor, saat kita curhat dengan orang terdekat bisa jadi kita hanya mendapat saran ataupunnasihat yang sederhana, namun berbeda saat kita mendatangi konselor, mereka mempunya keahlian dan dengan cara mereka sendiri untuk membantu kliennya.

Saat klien melakukan konsultasi dengan konselor dengan beberapa kali tatap muka dan dengan beribu nasihat ataupun bantuannya, dan dirasa klien sudah bisa menemukan dan menyelesaikan masalahnya, sudah menemukan jati dirinya dan sebagainya. Maka disitu ada tahap mengakhiri konseling (terminasi).  Apakah itu terminasi?

Terminasi adalah salah satu tahap dalam konseling dimana konselor harus mengakhiri konseling. Pada sesi tersebut, konselor menyiapkan klien untuk meninggalkan konseling, yang barangkali selama sesi koeling sebelumnya, sesi-sesi tersebut bai klien sudah menyedot waktu, energi, ketegangan, kerja keras bahkan uang.  Bagi klien dan konselor, konseling tidak selalu berakhir dengan menyenangkan. Pada dasarnya personal growth seseorang belum tentu berakhir seiring dengan berakhirnya konseling. Konseling yang efektif adalah konseling yang membuka kemungkinan pengembangan bagi klien , tidak ada konseling yang tuntas selesai. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa tahap mengakhiri konseling diasosiasikan dengan los, dengan suatu kehilangan.

Nah, kapan mengakhiri konseling?

  • Saat klien sudah merasa mampu menggunakan suber-sumber yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah.
  • Saat respon klien menjadi positif dan dapat menunjukkan pemahaman diri sendiri.
  • Bila sasaran dari kontrak sudah tercapai. Pada awal konseling, perlu ditetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai selama knselig. Pada tahap mengakhiri konseling, pentig sekali untuk mengevaluasisasaran-sasaran yang telah ditetapkan, apakah sudah berhasil dicapai atau belum. Kalau dari hasil evaluasi tersebut ternyata sasaran telah tercapai, maka konseling bisa diakhiri.
  • Bila konselor maupun klien merasa sesi konseling tidak ada manfaatnya.
  • Konteks awal ketika konseling mulai, telah menjadi berubah, misalnya kien atau konselor pindah tempat, konselor atupun klien sakit untuk waktu yang lama, dan lain-lain.

Dan inisiatif untuk mengakhiri konseling ini bisa berasal dari konselor ataupun dari klien.

semoga bermanfaat, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline