Lihat ke Halaman Asli

Model Kepemimpinan SBY

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap manusia yang dilahirkan di muka bumi pasti akan menjadi pemimpin (leader), secara sederhana manusia adalah pemimpin pada dirinya sendiri. Bagaimana cara merawat tubuh supaya sehat, bagaimana cara agar fikiran menjadi tenang, bagaimana supaya mendapatkan banyak teman, bagaimanapula untuk mengatasi masalah dan lain sebagainya. Pertanyaan ini merupakan salah satu potret sederhana dari kepemiminan (leadership). Menjadi seorang pemimpin bisa berawal dari menjadi pemimpin diri sendiri, keluarga, organisasi, komunitas, sekolah, dan pemerintahan (ekskutif, legislatif dan yudikatif ).

Menurut Kartini Kartono (1994:33) pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidanya, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Seorang pemimpin harus mempunyai kelebihan (skill) dan target untuk mencapai suatu tujuan, setiap orang yang menjadi pemimpin mempunyai kelebihan yang berbeda-beda dalam mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas dan mencapai target yang ingin dicapainya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pemimpin Negara Indonesia juga mempunyai kelebihan dalam memimpin Negara, beliau selalu meyakini bahwa segala apa yang kita inginkan akan tercapai, yang terpenting kita berusaha (ikhtiar) dan berdoa. Pada saat beliau menjalankan amanah dari rakyat sebagai Presiden, beliau selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik.

Harus Bisa !

Dalam bukunya A. Bakir Ihsan dan Zaenal A. Budiyono “Pemimpin Dipuji dan Dicaci“ ditulis bahwa pada saat pertengan 2006. Presiden SBY berencana mengunjungi distrik Yahukimo yang terisolasi di Papua. Beratnya medan membuat daerah ini sulit berhubungan dengan dunia luar. Presiden dijadwalkan ke Yahukimo untuk memotivasi rakyat setempat pascabencana, sekaligus mensyukuri panen raya di sana. Namun, tak mudah mencapain daerah tersebut. Saat itu, cuaca tidak mendukung dan peluang lebih buruk bisa datang. Presiden memerintahkan stafnya untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar bisa sampai ke lokasi. Sembari menunggu membaiknya cuaca, akhirnya “celah cuaca membaik” itu datang juga, walaupun diperkirakan hanya berlangsung beberapa saat. Berbekal Bismillah dan niat baik untuk mengunjungi rakyat yang sudah menanti, Presiden memutuskan untuk Go! walaupun saat itu sebagian besar saran yang masuk mengingatkan akan bahaya perjalanan dengan Helicopter yang akan terbang redah menyisir bukit. Namun, Presiden SBY tak menyerah. Dengan niat yang baik dan berserah, semua harus bisa dilaksanakan, demi menemui rakyat Yahukimo yang membutuhkan dorongan, singkat cerita, perjalanan ekstrem itu dimulai dan kembali dengan selamat. Dino P Djalal, mantan Juru Bicara luar negeri yang ikut rombongan tersebut, mengatakan perjalanan ke Yahukimo sebagai “dear devil” yang mengerikan. Namun uniknya sepanjang perjalanan yang guncangan tersebut, Presiden SBY tampak tenang. Keyakinan seperti itulah yang menjadi modal awal SBY dalam setiap mejalankan amanah rakyat Indonesia, sesuai dengan kaidah Arab “(man jadda wajada) barang siapa yang bersugguh-sungguh, maka akan mendapatkan hasil”.

Tegas

Sebagian kecil masyarakat menilai dalam pemerintahan SBY tidak tegas dan lamban dalam mengatasi masalah di Indonesia, padahal sejatinya SBY adalah sosok yang tegas dan peduli. Contohnya ketika pembekalan konsolidasi pemerintah dengan bupati dan ketua DPRD kabupaten se-Indonesia di Lemhanas, 2008. Saat melihat ada salah satu peserta yang mengantuk, Presiden langsung menghentikan pidatonya. “kalau mengantuk keluar saja ... seharusnya Anda merasa berdosa pada rakyat. Sebagai pemimpin, Anda punya tanggung jawab dan mengemban amanah rakyat. Saat kita bicarakan masalah rakyat, kok malah tidur“.

Harus bisa dan tegas merupakan salah satu model kepemimpinan SBY yang harus dimiliki oleh pemimpin Negara yang bakal melanjutkan estafet kepemimpinan SBY, karena kedua model penting tersebut yang dapat mengantarkan citra diri pemimpin Negara di mata rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline