Lihat ke Halaman Asli

Potret SBY Menghormati Waktu

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam ungkapan orang Inggris waktu diibaratkan seperti uang“time is money”. Bagaimana uang ? uang adalah salah satu alat tukar yang berharga dalam setiap negara, setiap orang pasti akan membutuhkannya untuk bisa survive. Sedangkan orang Arab, waktu diibaratkan seperti pedang. Bagaimana pedang ? pedang adalah benda yang memiliki dua sisi yang tajam, jika orang salah menggunanakannya, maka akan membahayakan pada diri sendirinya dana juga kepada orang lain. Begitupula dengan waktu, jika orang salah menggunakan waktu atau menyia-nyiakan waktu, maka akan sia-sia pula hidupnya.

Untuk itu, sangat dibutuhkan manajemen waktu untuk memaksimalkan segala kinerja kita. Aditya Bayu dalam bukunya “Manajemen Waktu Menurut Para Ahli” mengatakan bahwa manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan serta pengendalian suatu produktivitas pada waktu. Waktu inilah yang akan menjadi salah satu sumber daya bagi kerja dan kegiatan apapun. Namun demikian sumber daya semestinya dikelola secara efektif dan efisien.

Efektivitas untuk manajemen waktu akan menunjukkan dengan dimulai dari terwujudnya tujuan dalam penggunaan waktu yang sebelumnya telah ditetapkan, sedangkan pada bentuk efisien maka tidak lain adalah merangkum dua arti, yaitu pertama mengenai arti pengurangan dan kedua berkaitan makna investasi waktu dengan menggunakan waktu yang ada. Namun demkian manajemen waktu yang baik akan menimbulkan suatu keadaan produktif yang optimal.

Seperti yang dicontohkan oleh Presiden kita Susilo BambangYudhoyono (SBY) pada acara KTT Organisasi Konferensi Islam (OKI) ke-11 di Dakar, Senegal. Sesuai pengumuman, sidang hari itu dijadwalakan dimulai jam 9 pagi. SBY dijadwalkan memberi pidato, bersama Presiden Afghanistan Hamid Karzai, dan pemimpin lainnya.

Sebgaiamana biasa, SBY sudah siap 15 menit sebelumnya di kamarnya di Hotel Westin. SBY sudah memperhitungkan butuh waktu 5 menit untuk turun lift dan jalan ke ruang sidang, agar bisa tiba 5 menit sebelum sidang dimulai.

Sepuluh menit sebelum jam 9 pagi, kepala protokol negara Handriyo menjemput Presiden di kamar Hotelnya dan kemudian memandu Presiden ke ruang sidang. Waktu itu, entah kenapa, ruang sidang KTT OKI memang sangat tertutup dan tidak bisa diakses oleh protokol, dan tidak ada CCTV dimana orang luar dapat memantau situasi di dalam ruang konferensi.

Setelah berjalan panjang melintasi lobi, naik turun tangga, dan menelusuri koridor, SBY tiba di ruang sidang. Semua tercengang, ternyata ruang sidang kosong melompong! Belum ada satu pun delegasi yang hadir. Orang-orang sekretaris ataupun pejabat tuang rumah juga tidak kelihatan. Yang ada hanya sejumlah cleaning service yang sedang membersihkan ruangan.

Dari kejadian di atas menunjukkan bahwa Presiden kita SBY memberi contoh nyata akan pentingnya disiplin waktu, tentunya kita sebagai rakyatnya harus melakukan hal yang serupa yakni disiplin dalam hal waktu, karena kebiasan kita adalah menggunakan jam karet. Seperti pada acara-acara seminar, dalam undangannya ditulis jam 9, pasti acaranya akan dimulai jam 10. Untuk itu, disiplin waktu itu bukanlah hal yang mudah seperti yang bayangkan. Menurut DR Jan Yager ada 6 hal yang harus kita lakukan dalam manajemen waktu 1) selalu aktif (bukan reaktif), 2) tentukan sasaran (tujuan), 3) tentukan prioritas dalam bertindak, 4) pertahankan fokus, 5) membuat tanggal waktu yang realistis, dan yang ke 6) lakukang sekarang juga do it now !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline