Lihat ke Halaman Asli

Musyarofah

Pelajar

Masa Kelam Era Orde Baru yang Tertuang dalam Puisi Peringatan Karya Wiji Thukul

Diperbarui: 10 Maret 2024   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap negara pasti punya sistem pemerintahannya masing masing seperti Singapura yang sistem pemerintahannya parlementer ataupun Amerika yang menganut sistem Demokrasi Liberal. Indonesia pun memiliki sistem pemerintahan yang dianutnya sendiri. Namun, sebelum itu Indonesia sudah beberapa kali mencoba sistem pemerintahan yang berbeda-beda seperti presidensial, parlementer semu, parlementer, hinga semenjak masa Orde Lama (1959-1966) Indonesia kembali menganut sistem presidesial sampai sekarang. Dalam sistem pemerintahan presidensial kedudukan presiden adalah sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. 

Saat kita mendengar kata sistem pemerintahan Indonesia pasti dibenak kita yang muncul adalah Orde Baru atau masa pemerintahan Soeharto. Mengapa demikian, pada era itu terjadi kerusuhan yang besar dampak dari ketidakpuasan masyarakat pada era pemerintahan Soeharto. Hingga pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Salah satu aktivitas masyarakat yaitu Wiji Thukul pada masa itu menuangkan kekecewaannya terhadap era kepresidenan Soeharto dalam karya puisinya yang berjudul Peringatan.

Jika rakyat pergi 

ketika penguasa pidato 

kita harus hati-hati 

barangkali mereka putus asa

Dalam bait pertama puisinya, Wiji thukul merepresentasikan dirinya sebagai masyarakat yang harus berhati-hati karena pemerintah pada saat itu menggunakan lisannya untuk mendapat kepercayaan masayarakat. Pada baris selanjutnya pun dijelaskan kondisi masyarakat yang mulai tidak mempercayai pemerintah lagi. 

Kalau rakyat bersembunyi 

Dan berbisik-bisik 

ketika membicarakan masalah sendiri 

Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline