Kuldesak
Dua puluh enam
Angan-inginmu padam
Temanmu cuma telepon genggam
Peluhmu pasang genangan
Keluhmu ricik receh hujan
Kau rindu ketika delapan
Kini kau mulai mempertanyakan
keberadaan Tuhan
***
Bermain Layangan
Langit oren awan kapuk
Layanganku bermuluk-muluk
Kutarik kuulur meliuk-liuk
Ke kanan ke kiri naik menukik
Bersama teman betapa asyik
Tak ada hentinya bercekikik
Hingga datang emak yang berisik
***
Aku Benci Pak Guru
Aku ini baru kelas dua
Belum tahu lah tentang apa-apa
Wajar kalau aku belum lancar baca
Wajar kalau aku belum lancar bertatakrama
Kenapa pak guru selalu marah-marah saja
Kenapa pak guru selalu mau memukuliku
Kenapa pak guru selalu membodohiku
Kenapa pak guru tega memisahkanku
dengan teman-teman sebangku?
Apa susahnya naikkan aku ke kelas tiga?
Pak guru senang sekali ya anak kecil sepertiku dibully melulu?
Pak guru senang sekali ya anak kecil seperti aku merasa malu melulu?
Pak guru senang sekali ya anak sekecil aku punya hati yang dipenuhi benci?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H