Latar belakang: Curhat
Saya membahas tentang ini cuma buat curhat saja. Begini: Kemarin saya coba-coba menulis cerita horor di kompasiana.
Saya garap cerita-cerita itu dengan sepenuh dengkul biar menjadi cerita horor yang mencekam. Namun bukannya horor, malah cerita-ceritaku itu justru dipenuhi oleh humor yang lucu. Aneh, Kan?
Nah, maksud tulisan ini sebenarnya saya cuma mau berbagi pengalaman saja alasan kenapa saya menyelipkan humor ke dalam cerita hororku itu. Berhubung ini cuma curhat, kalau kamu tidak penasaran alasan saya, maka kamu boleh untuk tidak melanjutkan tulisan ini.
Pembuka: Horor dan Humor itu Jodoh?
Apa yang paling berkesan ketika kamu menikmati cerita horor era 80-90an? Ngeri? Mencekam? Itu pasti!
Tak dipungkiri, cerita horor jadul baik dalam bentuk komik, majalah maupun film selalu berhasil memberikan kesan ngeri dan mencekam kepada para pembacanya.
Bahkan pada era itu, banyak sekali anak-anak yang mengalami insomnia dan trauma. Mungkin kamu salah satu korbannya! Yakan?
Dulu, saya sampai tidak berani pergi ke kamar mandi sendiri dan keluar pas malam hanya gara-gara habis baca/nonton cerita-cerita horor itu.
Tapi selain kesan ngeri, adegan humor yang kerap diselipkan dalam film horor juga tak kalah mengesankan.
Kamu pasti ingat tingkah lucu Bokir dalam film-film Suzana, kekonyolan Petruk dan Gareng dalam komik Tatang S, atau betapa kocaknya si Husein ketika dikejar-kejar Pocong Mumun.
Jika diamati lagi, penulis naskah cerita horor di Indonesia sering banget menyelipkan humor di dalam karya-karya mereka. Kamu bakal sangat sulit untu menemukan komik, buku, atau film genre horor murni yang tidak ada humornya.