Lihat ke Halaman Asli

Mustiana

Penulis

Eksplorasi Paling Dalam di Baduy Dalam

Diperbarui: 7 Juli 2019   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pengalaman ke Baduy Dalam adalah pengalaman yang tak pernah akan saya lupakan seumur hidup saya. Betapa tidak, untuk pertama kali saya merasa berhasil melewati batasan saya, utamanya soal fisik.

Untuk masuk ke pusat pemukiman Baduy saya yang ikut open trip harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam ke Stasiun Rangkasbitung lalu kita menyewa mobil tanggung dengan asap hitam mengepul. Tapi sebelum perjalanan yang bagai neraka itu, kita mampir dulu di pasar dekat stasiun. Tour leader kami menginstruksikan membeli ikan asin, indomi, sampai beras. Ya, ini memang jadi hadiah untuk warga di sana. Katanya mereka gemar banget ikan asin hahaha...

Saat kami sampai, orang-orang Suku Baduy dalam dan luar kompak menyemut di terminal Ciboleger. Sebagian besar mereka memang sudah bertugas menjadi guide tapi sebagian lain berjual macam-macam barang. Mulai dari madu sampai tongkat untuk trekking.

Sebelum trekking kita sempatkan shalat dulu, memohon agar perjalanan lancar. Sempat khawatir karena mendung menggantung dan hari akan hujan, yang saya tahu kalau benar-benar hujan jalan akan licin dan lumayan bahaya kalau trekking.

Musala di sini tidak terurus berdebu, tanda memang masyarakat jarang shalat di masjid. Prihatin.

Yang lumayan membuat kaget, kalau mau buang air kecil, wudu, cuci atau mandi ada satu pemandian khusus wanita. Di situ semua dilakukan bersama-sama. Heee... lumayan risih sih hehehe... tapi byur, airnya sejuk khas pegunungan.

Siap-siap trekking dimulai, eh seorang peserta trip lagi-lagi ingin ke toilet. Nah di sini saya dongkol setengah mati. Wanita berjilbab plus kacamata trendi ini, minta izin ke toilet di rumah penduduk. Salah satu penduduk pun mempersilakan, tapi tunggu,  ternyata peserta ini tidak jadi gunakan kakus penduduk. Sebab dia enggan membuka sepatu dan masuk, dan penduduk yang tadinya ramah jadi sedikit murka karena peserta tidak sopan mau masuk rumah tapi kok enggak mau buka sepatu

Lagi-lagi ingat ya sopan santun dan prinsip di mana bumi dipijak langit dijunjung. Kita ini tamu lho!

Gara-gara kejadian ini, saya sudah bersungut-sungut dengan teman saya. Kelakuan orang kota kok malu-maluin banget.

Oke, skip! Setelah berdoa kita pun ramai-ramai masuk ke gerbang "selamat datang di Baduy,". Nervous! Pasti, tapi di kanan kiri kami sudah ada Sapri dan kawan-kawan dari Baduy Dalam yang siap jadi guide dan bawain barang. Sungguh saya enggak setuju soal bawain barang.

Dokpri

Rasa-rasa kok kayak kita budakin mereka. Parahnya lagi kita seolah enjoy aja nyuruh mereka bawain barang-barang kita yang lumayan berat. Mungkin mereka begitu karena mereka merasa akan kasih bayaran ke Sapri dan kawan-kawan jadi no problem. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline