Bukanlah hal mudah untuk bisa sampai ke Surbaya dari Malang. Sebenarnya yang saya sesali adalah ketidakadaan pesawat yang berangkat kalau udah jam 3 sore dari Malang. Kenapa? karena bandaranya masih minjem ama TNI.
Padahal sudah melimpah ruah destinasi wisata di Malang tapi gak didukung sama transportasi ya gimana ya, aneh sekaligus miris. Pernah ngobrol sekalian ngeluh soal ini sama pelaku-pelaku wisata di Malang. Mereka sependapat dan mengatakan sebelumnya sudah memperjuangkan hal yang kelihatan remeh ini ke pemkot
Tapi emang dasar ya, pada sibuk korupsi kali pejabat-pejabat Malang itu sampe puluhan orang kena KPK, jadi hal kecil kayak gini gak dilirik. Makanya para pelaku wisata mau mengubah wajah Malang yang beneran Malang ini dengan memilih pemimpin pro pariwisata, tapi ternyata kalah calonnya.
Dan setelah lusinan tahun berlalu, tetap saja Malang masih berkubang dengan kemalangannya dengan tak ada pesawat di atas jam 3 sore. Oleh karena itu, akibat carut marutnya persoalan ini saya pun memutuskan agar aman dan tak tergesa pulang melalui pintu Bandara Juanda, Surabaya keesokan harinya.
Kami awalnya mau naik kereta tapi habis lalu akhirnya naik bis besar menuju Surabaya dengan estimasi waktu sekitar 2 jam tapi molor jadi 4 jam. Menderitanya saya sepanjang perjalanan karena saya kebelet pipis plus saya berpisah duduk dari temen saya, Merinding saya menahan buang air sembari di sebelah saya ada bapak yang memonopoli space bangku membuat saya terhimpit sedemikian rupa. Sad dan itu berlangsung selama 4 jam dengan macet yang tak tahu sebabnya apa.
Sampai di terminal bus surabaya sudah menjelang malam dengan kondisi menahan pipis yang kini sudah membatu. hpppff...Kami pun sigap memesan Grab dan uwwwwowww belum lama dari Terminal suasana Surabaya begitu romantis dengan lampu warna warni di sepanjang jalan. Gak lupa juga bersih serta teratur. Langsung suka sama Surabaya.
Modernitas yang ditata sedemikian apik membekas di hati saya dan mau banget ke sana lagi. Kami pun tiba di hotel yang menyempil di antara bangunan lainnya. Hotel ini baru dengan inovasi ruang kapsul saya pikir ya, akan ada tumpukan kapsul mirip domitory di Singapura tapi ternyata kapsul-kapsul itu tetap diletakkan di kamar dengan kamar mandi terpisah. Aneh si. Harusnya kan inovasi ini untuk penghematan ruang tapi ternyata sama aja wkwkw.
Kita pun mulai mengeksplorasi si kapsul ini dengan mencat mencet semua tombol cukup modern dan futuristik sih, meski ini akan menjadi tidak nyaman jika kalian termasuk orang yang fobia ruang sempit.
Okeh, eksplorasi sepasnya saja karena kami sudah mengincar light festival. Saya pikir tempatnya besar ternyata sekedarnya saja. Tetapi saya yang sempat meremehkan jadi merasa berdosa ketika melihat pertunjukkan air mancur yang subhanallah. Keren abis. Bukan cuma pake warna-warni laser tapi juga api. Sumpah salut. Surbaya juara saya cinta Bu Risma!!!
Karena terlalu senang semalaman, kami hampir ketinggalan pesawat dong hahahaha.... gara-gara bangun kesiangan dan ternyata jauh juga dari hotel ke bandara. Alhamdulillah masih terkejar meski kaus kaki saya ketinggalan sebelah hahah...