Lihat ke Halaman Asli

Rayuan Segelas Kopi

Diperbarui: 20 Juli 2020   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Berpaling saja, tidak semudah menulis kata-kata, (4:12). 

Terbujuk rayu dari aromatikmu, Terbujur kaku jika tanpamu, ketergila-gilaan pada hasrat, sedang menyeruputnya adalah cita-cita nyata, sebagai ungkapan-ungkapan kesyukuran yang hikmat, rutinitas harian yang biasa, dalam nuansa keterpikatan yang klimaks, selalu ada keteduhan-teduhan setelah menyeruput/meneguknya, dia, dia dia memanggilku, pelan, merayuku lagi, 

Gih, ngopi rinduku padamu," Ujarnya, 

Pojok kiri inspirasi, salemba

Jakarta, 2020. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline